Jakarta, NU Online
Dalam kongres I Lembaga Pencak Silat NU (LPSNU) Pagar Nusa, H Suharbillah yang sebelumnya memimpin kembali terpilih dengan kemenangan mutlak sebanyak 53 dari 72 cabang dan wilayah yang berhak memilih, pada Minggu (25/9) di Ponpes Mahasiswa Ciganjur.
Terdapat 5 kandidat yang bersaing dalam kongres yang hanya berlangsung selama dua hari tersebut. Lawan terkuat KH Sayuthi Ghozali hanya mendapat 13 suara, Kuncoro memperoleh 3 suara, Abdul Latif 2 suara dan Abdul Halim 1 suara. Abstain 1 suara dan 1 suara lagi memilih Gus Maksum, pendiri Pagar Nusa yang saat ini sudah meninggal dunia. Perhitungan suara selesai tepat pukul 12.10 WIB.
<>Selanjutnya dibentuk tim formatur yang akan menyusun kepengurusan dengan target maksimal 3 bulan. Mereka terdiri dari ketua wilayah Jatim, Jateng, DKI, Bali dan Lampung. Dalam pidato penutupan kongres, Suharbillah mengatakan bahwa Pagar Nusa berciat-cita untuk mengangkat harkat dan martabat NU.
Program ke depan yang akan dikembangkannya adalah penguatan kader dan peningkatan prestasi. Dalam komisi teknis, juga dihasilkan beberapa jurus baru hasil olahan para pendekar Pagar Nusa.
Forum ini pada awalnya berbentuk kegiatan pra kongres karena belum adanya aturan dari PBNU tentang perubahan status dari lembaga menjadi badan otonom seperti yang dialami oleh Pagar Nusa sebagai hasil dari keputusan muktamar ke 31 NU di Boyolali.
Namun demikian, setelah Peraturan Dasar/Peraturan Rumah tangga yang dibahas dalam komisi organisasi selesai, para peserta meminta agar forum langsung dirubah menjadi kongres dengan salah satu agenda memilih pengurus baru. “Dari sinilah kami berusaha untuk memenuhi aspirasi arus atas dan arus bawah,” tandas Suharbillah beberapa saat seusai acara.(mkf)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua