Warta

Halaqah Syuriah Ditargetkan Capai MWC dan Ranting NU

Selasa, 12 Juni 2007 | 14:00 WIB

Jakarta, NU Online
Halaqah Syuriah NU yang dikemas dalam Program Peningkatan Peran Syuriah Nahdlatul Ulama (P2SNU) ditargetkan bisa manjangkau para pengurus syuriah di tingkat Majelis Wakil Cabang atau NU tingkat kecamatan dan pengurus syuriah di tingkat pengurus ranting atau desa.

Demikian diungkapkan Ketua Umum PP Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Nasihin Hasan yang juga pelaksana kegiatan itu dalam pembukaan Halaqah Syuriah Tingkat Nasional yang diikuti oleh para syuriah dari Pengurus Wilayah NU se-Indonesia, di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa.

<>

Program peningkatan peran syuriah NU ini didasari pada upaya untuk memberdayakan mereka yang sebenarnya memiliki posisi sangat strategis dalam struktur NU, namun fungsi ini belum dimaksimalkan.

Halaqah nasional yang diikuti oleh 68 peserta dari 24 propinsi ini merupakan upaya untuk mempersiapkan narasumber, pemandu dan pelaksana P2SNU di tingkat propinsi atau wilayah yang selanjutnya, para alumni akan melaksanakan halaqah kedua tingkat wilayah.

Selanjutnya, akan diselenggarakan halaqah kedua, di tingkat wilayah guna mempersiapkan narasumber, pemandu dan pelaksana P2SNU di tingkat kabupaten atau cabang. Berikutnya, para alumni akan menyelenggarakan halaqah ketiga di tingkat cabang.

Pada halaqah ketiga, yaitu halaqah tingkat cabang akan diselenggarakan untuk mempersiapkan narasumber, pemandu dan pelaksana P2SNU di tingkat MWC dan Ranting. Dan selanjutnya, para alumni halaqah ini, yakni para fungsionaris syuriah di tingkat MWC dan Ranting akan melaksanakan fungsi, peran dan tugas pokoknya dalam praktik-praktik pengambilan keputusan, pengendalian, pengawasan dan pembinaan jam’iyah dan jamaah.

Dijelaskan Nasihin yang juga mantan Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), metode yang digunakan dalam halaqah ini adalah metode pendidikan orang dewasa (andragogy) yang menempatkan manusia sebagai subyek, bukan sebagai obyek pembelajaran.

Untuk itu, pembelajaran akan dilakukan secara partisipatif melalui eksplorasi pengalaman, curah pendapat dan sumbang-saran dalam format pleno maupun kelompok maupun kerja idividual dan kelompok.

Pelatihan ini dibagi dalam tiga modul meliputi modul orientasi, modul kikmat jam’iyyah, dan modul taqwiyah jam’iyyah yang secara keseluruhan dibagi dalam 22 materi. Modul orientasi mencakup materi citra diri dan tugas pokok dan fungsi, sendi-sendi tradisi NU, Khittah Nahdliyah, Fikrah Nahdliyah, Mabaadi Khoiri Ummah, dan al-Kulliyah Khoms.

Selanjutnya, modul hidmat jam’iyah, mencakup materi pemetaan dan analisis sosial, bahtsul masail, praktik mabadi khoira ummah, pengendalian dan pemecahan konflik, pemantauan dan evaluasi. Sementara itu modul taqwiyah jam’iyah, mencakup materi prinsip aktifitas jam’iyah  NU, prinsip kepemimpinan manajemen,  manajemen kinerja prima jam’iyah. (mkf)