Warta

IPNU-IPPNU: Ujian Nasional Bisa Picu Kekerasan Pelajar

Senin, 19 November 2007 | 09:29 WIB

Jakarta, NU Online
Dua organisasi berbasis pelajar dan santri Nahdlatul Ulama (NU), Ikatan Pelajar NU dan Ikatan Pelajar Putri NU, menilai bahwa beban psikologis saat menghadapi Ujian Nasional (UN) membuat banyak pelajar mengalami stres. Bahayanya, stres yang tidak terkondisikan dengan baik, justru memicu kekerasan di antara pelajar.

"Belajar untuk UN dapat menjadi pemicu stres dan stres yang tidak terkontrol sering dilampiaskan dengan kekerasan," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Idy Muzayyad dalam jumpa pers bersama di Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Senin (19/11).<>

Menurut Idy, untuk mengurangi beban psikologis pelajar, pemerintah jangan menjadikan UN sebagai standar kelulusan. Standarisasi pendidikan perlu mempertimbangkan seluruh aspek dari proses pendidikan itu. "Standardisasi UN itu tidak hanya pada 3 mata pelajaran saja. Di Jawa dan luar Jawa tidak boleh sama standarnya," lanjut Idy.

Sementara, Ketua Umum Pimpinan Pusat IPPNU, Wafa Patria Umma, mengatakan pemerintah harus membuat kebijakan yang dapat menekan kriminalitas di sekolah. Para siswa harus mendapat tambahan pembekalan spiritual.

"Harus ada kesepakatan bersama kebijakan pemerintah, untuk mengurangi kriminalitas dalam pelajar melalui siraman rohani," usul Wafa.

Hal senada disampaikan Ketum PP Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Muhammad Mudzakkir. Menurutnya, remaja masih kekurangan ruang untuk berekspresi di sekolah. OSIS (organisasi siswa intra sekolah) sebagai organisasi tunggal pelajar dinilai terlalu monoton.

"Kami menuntut dibukanya ruang dan kebebasan berserikat dan berkumpul bagi pelajar, demi terciptanya ruang apresiasi dan ekspresi yang positif," kata Muhammad. (rif/dtc)