Warta

Iran Lanjutkan Program Nuklir, Tolak Tawaran Uni Eropa

Ahad, 14 Mei 2006 | 17:32 WIB

Teheran, NU Online
Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, Teheran tidak akan menerima perjanjian apapun yang ditawarkan negara-negara kekuatan Eropa (Perancis, Inggris, dan Jerman) untuk menghentikan kegiatan nuklirnya.

�Tawaran apapun yang meminta kita untuk menghentikan kegiatan nuklir damai kita akan menjadi sia-sia,� ungkap Ahmadinejad seperti yang dirilis kantor berita Iran IRNA, Minggu (14/5).

<>

�Saya heran dengan sekelompok orang yang mengadakan pertemuan tanpa kehadiran kita di sana dan membuat keputusan untuk kita,� katanya, dengan merujuk pembicaraan para diplomat Barat mengenai isu nuklir Iran belum lama ini.

Kekuatan-kekuatan Eropa seperti Inggris, Perancis, dan Jerman saat ini mencoba menawarkan cara-cara baru kepada Iran untuk menjamin bahwa negara yang kaya minyak itu segera menghentikan program pengayaan uraniumnya, yang selama ini dituduhkan Barat untuk membuat senjata nuklir.

Para Menlu dari trio negara Eropa itu mengadakan pertemuan dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (EU) Javier Solana untuk mencari solusi mengatasi krisis nuklir Iran, Senin (15/5).

�Tuan-tuan ini (diplomat Barat) percaya bahwa mereka masih hidup dalam era kolonial, dan karenanya keputusan-keputusan mereka tidak berlaku bagi kita,� ungkap Ahmadinejad sekembalinya dari lawatannya selama lima hari di Indonesia.

�Jika kita tidak hadir (dalam pertemuan itu), keputusan apapun yang diambil akan menjadi sia-sia,� terangnya.

Sementara itu juru bicara Kementrian Luar Negeri Iran Hamid Reza Asefi juga menegaskan bahwa pihaknya �tidak akan mundur� dari hak-hak warganya untuk mengembangkan program nuklir untuk tujuan damai.

�Tawaran apapun untuk Iran haruslah memahami hak-hak warga Iran dan menjamin sarana untuk mencermati hak-hak tersebut,� ungkapnya kepada wartawan.

Bagi Iran, hak untuk mengembangkan sarana teknologi nuklir, pertama dan yang paling utama adalah haknya untuk mengembangkan program pengayaan uranium, yang menjadi persoalan serius karena bisa digunakan sebagai pembangkit energi nuklir atau membuat senjata nuklir.

Iran juga mengatakan sudah mengembangkan program pengayaan uraniumnya yang mencapai 4.8 persen, ukuran yang dinilai cukup untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. (dar)