Warta

Ketua PBNU: Umat Beragama Harus Koreksi Diri

Senin, 16 Januari 2006 | 11:06 WIB

Jakarta, NU Online
Munculnya aliran-aliran keagaman yang dianggap “sesat” akhir-akhir ini seharusnya dapat menjadi bahan koreksi diri bagi seluruh umat beragama di Indonesia. Karena selama ini agama dinilai tidak membawa dampak positif bagi kehidupan sosial.

“Kita harus kreksi diri. Keberagamaan kita selama ini tidak memberikan arti positif bagi kehidupan sosial” demikian disampaikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masdar Farid Mas’udi kepada NU Online di Jakarta, Senin (16/1)

<>

Masdar menilai bahwa munculnya aliran sesat itu sebagai proses pencarian pegangan hidup yang lebih meyakinkan serta bisa membawa perubahan bagi kehidupan. “Mungkin mereka merasa bahwa agama yang selama ini dianut tidak membawa perubahan yang berarti. Makanya mereka mencari ajaran lain yang kita anggap sesat itu,” terangnya.

Oleh karenanya, lanjut Masdar, menjadi tugas para tokoh agama untuk merumuskan kembali ajaran agama yang bisa memberi arti bagi umatnya. Jika tidak, maka akan lebih banyak lagi bermunculan aliran-aliran “sesat” semacamnya.

Masdar juga meminta pemerintah dan masyarakat agar lebih bijak dalam menyikapi persoalan tersebut. Ia meminta meminta agar pemerintah tidak campur tangan terlalu jauh menyikapi fenomena tersebut. Menurutnya tugas pemerintah adalah menjaga keamanan dan ketertiban di masyarkat.

“Tugas pemerintah sebatas menjaga ketertiban. Selama tidak mengganggu ketertiban, pemerintah nggak usah ikut-ikut,” tegas Masdar.

Sedangkan kepada masyarakat, Masdar menghimbau agar tidak menggunakan cara-cara kekerasan dalam menyikapi persoalan tersebut. Menurutnya jika ada sesuatu dirasa menggangu atau tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap lazim hendaknya diselesaikan dengan cara dialog. (rif)