Jakarta, NU Online
Untuk memperkuat jaringan Lakpesdam di daerah dan sekaligus melakukan koordinasi dengan Lakpesdam pusat, pada tanggal 27-29 Agustus 2004 diadakan capacity building di kawasan Puncak Bogor. Pertemuan nasional ini merupakan pertemuan yang ke II setelah pertemuan sebelumnya pada bulan April 2000.
“Ini merupakan forum sharing sehingga tidak semata-mata kemauan pusat, tetapi juga kehendak cabang. Dalam forum ini dibahas kekuatan, kelemahan, tantangan, dan hambatan yang akan dihadapi Lakpesdam ke depan. Juga dibahas perubahan visi dan misi ke depan sesuai dengan perubahan yang ada. ” ungkap Ketua Lakpesdam Maskur Maskub ketika dihubungi NU Online.
Pertemuan tersebut melibatkan 45 Lakpesdam daerah yang diikuti oleh 65 orang dari berbagai daerah mulai dari Ambon, Maluku, Tual, Samarinda, Pontianak, Medan, Lampung dan tentu saja daerah-daerah Jawa mulai dari Banyuwangi sampai Cirebon. Selain dari Lakpesdam, juga dilibatkan LSM-LSM dari NU.
Saat ini telah terdapat 17 Lakpesdam di tingkat propinsi dan 75 Lakpesdam di tingkat cabang (Kabupaten/Kota). Selama ini, struktur Lakpesdam pusat, wilayah dan cabang tidak bersifat instruksional, tetapi koordinatif. Sebagai lembaga atau departemen NU, pendirian Lakpesdam tergantung pada kebutuhan masing-masing wilayah atau cabang NU.
Pertemuan tersebut juga membahas masukan-masukan untuk muktamar NU mendatang. Sebagai lembaga yang didirikan oleh NU untuk mengawal khittah NU, maka Lakpesdam berkeinginan agar NU tetap dalam jalur khittah seperti yang dirumuskan dalam muktamar NU ke 26 di Situbondo. “Karena saat ini setiap orang menginterpretasikan khittah sesuai dengan kepentingannya masing-masing,” ungkapnya.
Maskur menceritakan bahwa Lakpesdam didirikan pada tanggal 6 April 1985 untuk mensosialisasikan khittah sebagai hasil dari Muktamar NU 1984. Saat itu, NU mengalami perubahan visi dan misi dari organisasi politik kembali menjadi organisasi sosial keagamaan seperti ketika NU didirikan pada tahun 1926 lalu. Karena itulah, beberapa kader NU yang berasal dari kalangan LSM seperti MM Billah dan Said Budairy dilibatkan dalam pendirian tersebut.
Permasalahan lain yang dibicarakan adalah masalah pemberdayaan buruh, petani, nelayan, dll. merekalah obyek dari advokasi dan pemberdayaan yang dilakukan oleh Lakpesdam
Isu-isu nasional yang sering terlambat sampai ke daerah juga menumbuhkan ide untuk membuat mailing list dikalangan aktivis muda NU untuk mempercepat proses jalannya informasi tersebut.(mkf)
Terpopuler
1
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
2
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
3
Rais 'Aam PBNU Ajak Umat Islam Tanggapi Masa Sulit dengan Ilmu
4
Ketua PBNU Nilai BPKH Penting Tetap sebagai Lembaga Independen
5
Tidak Hanya Pelajar, BGN juga Targetkan MBG Menyasar Ibu Hamil dan Menyusui
6
Penerapan Sumpah dan Bukti di Pengadilan Islam: Studi Qasamah dalam Kasus Pembunuhan
Terkini
Lihat Semua