Warta

Mantan Pangab M. Yusuf Tutup Usia

NU Online  ·  Rabu, 8 September 2004 | 15:35 WIB

Jakarta, NU Online
Mantan Menhankam/Pangab Mohammad Yusuf meninggal dunia pada Rabu,sekitar pukul 21.30 waktu Indonesia tengah (Wita) di kediamannya di Makassar, Sulsel, karena usia tua.

M. Yusuf yang yang lahir di Bone Selatan, Sulawesi Selatan pada 23 Juni 1928 merupakan orang terakhir yang menjadi saksi pembuatan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang meninggal dunia. Dua orang saksi lainnya yakni Amirmachmud dan Basuki Rahmat sudah mendahuluinya. Supersemar adalah surat perintah yang ditandatangani Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966 yang mengantarkan Soeharto menjadi pejabat presiden Indonesia.
   
Wakil Walikota Makassar yang juga keluarga dekat almarhum, Andi Herry Iskandar kepada pers mengatakan, pemakaman di pekuburan umum Islam itu sesuai dengan keinginan yang pernah disampaikan almarhum agar bila beliau wafat supaya dimakamkan dekat makan puteranya M Jauri Jusuf.

<>

Upacara pemakaman akan dilakukan dalam sebuah upacara militer, namun pemimpin upacara dan prosesinya belum dijelaskan karena masih sedang dibahas di kediaman almarhum. Jenazah Mantan Menhankam Pangab dan saksi serta pelaku sejarah sekaitan dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) itu kini masih disemayamkan di rumah duka Jl. Sungai Tangka Makassar.

Andi Hery mengatakan, almarhum menghembuskan nafas yang terakhir sekitar pukul 21.35 Wita didampingi isteri almarhum Ny. Elly Jusuf. Almarhum beberapa hari terakhir ini, kata Herry, terutama usai dirawat di RS Pertamina Jakarta sudah tidak mau makan sehingga kondisi fisik almarhum terus menurun, hingga akhirnya wafat dengan tenang.

Sempat Membaik

Ketua Tim Medis almarhum, Prof. DR. John Adam dari Rumah Sakit Akademis Makassar kepada wartawan di rumah duka Rabu malam mengemukakan, pada hari Selasa pagi hingga sekitar pukul 15.00 Wita, kondisi fisik almarhum tampak membaik, namun kemudian tiba-tiba drop pada sekitar pukul 19.30 Wita.

Sembilan orang dokter ahli yang terdiri atas dua orang ahli jantung, tiga ahli penyakit dalam, dua ahli penyakit syaraf, satu ahli ginjal dan satu ahli anestesi terus mengawasi kondisi fisik almarhum, namun kondisi fisik almarhum  terus menurun hingga almarhum menghembuskan nafas yang terakhir pada Rabu malam.

Prof. John mengatakan bahwa tidak ada penyakit yang diderita almarhum. Kondisi fisik almarhum merosot disebabkan almarhum tidak suka makan sejak dirawat di Rumah Sakit Pertamina Jakarta selama dua pekan hingga dibawa kembali ke Makassar 31 Agustus 2004. "Semua organ tubuh almarhum berfungsi dengan baik. Hanya karena almarhum tidak mau makan ditambah lagi faktor usia yang sudah lanjut, menyebabkan kondisi fisik almarhum terus merosot," ujar Prof. John.

Di rumah duka Jl. Sungai Tangka 23 Makassar kini mulai ramai dengan pelayat. Tampak diantara mereka adalah Gubernur Sulsel HM. Amin Syam dan ibu, Kapolda Sulsel Irjen Pol. Saleh Saaf, Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Suprapto dan Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Jenazah almarhum direncanakan akan dikebumikan di pemakaman umum Islam Panaikang dekat makan putera tunggalnya M. Jauri Jusuf pada hari Kamis siang dengan upacara militer. (atr/cih)