Warta

PKB Kalsel Nyatakan Tetap Setia Gus Dur

Senin, 13 Agustus 2007 | 11:32 WIB

Banjarmasin, NU Online
Jajaran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Provinsi  Kalimantan Selatan menyatakan tetap setia kepada KH.Abdurahman Wahid atau Gus Dur sebagai tokoh sentral pendiri partai.

"Kami di daerah tidak akan terpengaruh apalagi terpecah terhadap silang pendapat dan pertentangan antar elit partai di tingkat pusat," kata Sekretaris Dewan Syuro DPW PKB Kalsel H.Husni Nurin di Banjarmasin, Senin.

<>

Menurut anggota DPRD Provinsi Kalsel itu, PKB tingkat provinsi tersebut, menyatakan PKB  selalu menjunjung tinggi nilai-nilai demokratisasi, sehingga yang terjadi dalam tubuh partai bukanlah sebuah pepercahan.

"Orang luar bisa saja menganggap itu masalah serius kearah perpecahan, tapi internal partai itu biasa," ucapnya.

Secara diplomatis Sekretaris Dewan Syuro DPW PKB Kalsel itu menyatakan berbeda pendapat suatu hal yang wajar dalam alam demokrasi, dimana masing-masing pihak tetap harus menghormati pendapat orang lain walau beda dengan pendapatnya.

Dalam mengambil keputusan perbedaan pendapat dalam partai tentunya melalui mekanisme yang berlaku atas dasar musyawarah mencari mufakat.

Kader PKB Kalsel yang juga seorang juru da’wah itu nampaknya kurang sependapat dengan penilaian atau anggapan terjadi perpecahan di partainya karena hanya perbedaan pendapat antara elit partai.

Dalam tubuh  PKB belakangan ini terutama pada tingkat pusat terjadi dinamika demokrasi yang cukup tinggi, sehingga muncul perbedaan pendapat dan seakan terjadi perpecahan.

Sebagai contoh antara Gus Dur dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB, Muhaimin sering terjadi beda pendapat dalam penataan partai ke depan, tapi hubungan mereka tetap baik, dan masing-masing pihak tetap menghormati atas perbedaan tersebut.

"Karena itu, kalau ada perbedaan pendapat dalam suatu partai, kita hendaknya jangan buru-buru memberikan penilaian bahwa partai tersebut telah pecah. Penilaian yang terburu-buru tersebut bisa mencedrai dinamika demokrasi," lanjutnya.

Namun dia juga khawatir, kalau perbedaan pendapat itu dibesar-besarkan dan terus berkelanjutan bisa membuat ketidakharmonisan dalam partai. Karena tak mustahil, keadaan tersebut akan dimanfaatkan oleh orang ketiga atau pihak yang tidak ingin melihat PKB makin kuat dan kompak.

Oleh sebab itu, kalau ada beda pendapat yang mungkin cukup prinsipil dan mengarah kepada konflik hendaknya segera diselesaikan secara musyawarah - mufakat semaksimal mungkin atau islah manakala perlu, demikian Husni Nurin. (ant/suh)