Rp. 168 Triliun Biaya Perluasan Dua Masjid Suci di Arab Saudi
NU Online · Senin, 27 September 2004 | 06:51 WIB
Jeddah, NU Online
Dari tahun ketahun Kerajaan Arab Saudi terus melakukan perbaikan dalam rangka peningkatan pelayanan terhadap dhyufurrahman yang datang ke tanah haram untuk melaksanakan ibadah umrah dan ibadah haji.
Perluasan Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Medinah sebagai bukti terbesar Kerajaan Arab Saudi dalam memberikan pelayanan demi kepentingan umat Islam dan agama Islam.
<>Raja Fahd bin Abdul Aziz Al Suud telah menyetujui proyek besar perluasan kedua masjid suci di Mekah dan Medinah dengan prioritas utama agar target proyek tersebut dapat tercapai.
Dalam rangka penyelesaian proyek perluasan kedua masjid agung tersebut, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah membelanjakan lebih dari SR.70 milyar atau Rp.168 triliun dalam masa hanya beberapa tahun.
Berkat pelaksanaan program perluasan tersebut, area Masjidil Haram di Makkah dari 152 ribu meter sekarang menjadi 356 ribu meter persegi dan dapat menambah daya tampung dari 340 ribu jamaah menjadi 770 ribu jamaah. Perluasan itu juga mencakup area pelataran masjid lebih dari 40 ribu meter persegi yang dapat mengakomodir lebih dari 65 ribu jamaah.
Sedangkan perluasan Masjid Nabawi di Madinah, telah diperluas menjadi 165 ribu meter persegi dengan daya tampung 270 ribu jamaah. Demikian juga area pelataran masjid telah diperluas menjadi 235 ribu meter persegi yang dapat mengakomodir 430 ribu jamaah. Demikian dilansir harian Saudi Gazette yang terbit Kamis (23/09/2004).
Kitab Suci Al Qur’an Tercetak 180 Juta Copy Dalam Dua Dekade
Pada harian yang sama diberitakan bahwa Kitab Suci Al Qur’an telah diproduksi lebih dari 180 juta copy selama masa 20 tahun di Percetakan Komplek Raja Fahd di Madinah.
Sumber koran Saudi Gazette melansir bahwa suatu laporan akhir tahunan mengatakan, sebanyak 173 juta copy kitab suci Al Qur’an sudah dibagi-bagikan. Percetakan tersebut telah menghasilkan copy tafsir Al Qur’an terjamahan dalam berbagai bahasa dunia.
Lokasi percetakan di Madinah itu berdiri seluas 250 ribu meter persegi dengan kapasitas produksi 10 juta copy setiap tahun. Selain itu juga memproduksi buku sunnah dan sejara Nabi. Pendirian percetakan itu tercakup kepeloporan Kerajaan di dalam melayani kepentingan umat Islam dan agama Islam serta yang terpenting adalah sebagai badan khusus untuk pelayanan kitab suci Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
Sejumlah ulama sarjana Islam dan professor bekerja pada komplek percetakan tersebut telah memproduksi tafsir Al Qur’an yang dicetak kedalam 44 bahasa meliputi 23 bahasa Asia, 10 bahasa Eropa dan 11 bahasa Afrika.
Proyek Kereta Elektrik di Madinah
Harian Okaz yang terbit beberapa pekan lalu melansir bahwa, dalam kurun waktu relatif singkat para pengunjung Masjid Nabawi Medinah dapat terangkut dengan mudah dan nyaman jika proyek kereta elektrik selesai pada tahun 2007 mendatang.
Ir. Aiman Abdul Muin Hasun, Direktur Utama Proyek itu, mengatakan proyek kereta elektrik tersebut bertujuan untuk mengurangi kepadatan lokasi Masjid Nabawi dan sekitarnya. Jalur kereta akan dibangun dengan ketinggian 7 meter melalui jembatan besi tergantung di atas tiang beton sepanjang 10 kilometer mulai dari Qubaa dan berakhir di Uhud melalui jalur dekat Masjidil Haram Nabawi serta pusat pertokoan dan pemukiman.
Sebanyak 20 ribu penumpang dapat terlayani dalam satu jam dan sekitar 30 juta penumpang dalam satu tahun. Aiman Hasun menambahkan proyek ini termasuk yang tercanggih di kawasan Timur Tengah bukan karena service yang diberikan kepada pengunjung Masjid Nabawi akan tetapi mengurangi kepadatan dan penghematan waktu dimana kecepatan kereta itu dari Haram ke Qubaa dapat ditempuh dalam waktu hanya 3 menit.
Disamping itu, pada setiap stasiun kereta akan dilengkapi escalator (tangga listrik –red) dan ruang tunggunya akan dilengkapi pendingin AC. Serta akan dibangun empat stasiun pusat, pertama dekat Masjid Qubaa, kedua dekat Masjid Nabawi sekitar Maqam Baqi, ketiga di pusat pertokoan “As Saif” dekat pemukiman, keempat di Uhud. Selain itu, akan dibangun pula beberapa stasiun penunjang di berbagai lokasi.
Kontributor : Yasin Santu
Terpopuler
1
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
2
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
3
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
4
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
5
IPNU-IPPNU dan PCINU Arab Saudi Dorong Tumbuhnya Tradisi Intelektual di Kalangan Pelajar
6
Dirut NU Online Dorong PCNU Kota Bekasi Perkuat Media dengan Ilmu Pengetahuan
Terkini
Lihat Semua