Warta

Sikapi PLTN Muria, NU Tunggu Taushiyah

Kamis, 9 Agustus 2007 | 06:21 WIB

Jepara, NU Online
Jika sikap DPRD soal pro-kontra rencana pembangunan PLTN Muria kemungkinan akan ditentukan pada pertengahan September, Nahdlatul Ulama (NU) tampaknya akan lebih cepat. Diperkirakan awal September sudah ada taushiyah dari Pengurus Cabang NU setempat untuk merespon dinamika masyarakat terkait pro-kontra PLTN yang rencananya dibangun di Desa Balong, Kecamatan Kembang.

Ketua PCNU Jepara H Nuruddin Amin mengemukakan, pada 1 September mendatang, NU akan menggelar bahtsul masail (pembahasan masalah) tingkat cabang yang khusus membahas soal rencana megaproyek tersebut. Kegiatan itu akan dan mengkaji suara masyarakat sekaligus menggali dalil-dalil dari perspektif fikih.<>

“Insyaallah, bahtsul masail itu nantinya akan dihadiri para kiai dan kami berharap ada taushiyah dari sisi fikih tentang rencana pembangunan PLTN,” ungkap Nuruddin Amin, Rabu (8/8) kemarin.

Dalam rangkaian itu, PCNU akan mengundang pihak-pihak yang berkompeten untuk menjadi narasumber. Menristek Kusmayanto Kadiman serta Kepala Batan Hudi Hastowo masuk dalam rencana sebagai calon. Sebelumnya, Ketua DPRD Masnukhin menyatakan sikap lembaganya akan dibahas dalam pandangan akhir fraksi pada 13 September mendatang.

Dia menyatakan hal itu saat menerima perwakilan masyarakat yang menolak PLTN Muria, Selasa (7/8), bersamaan dengan kedatangan puluhan masyarakat pemilik lahan di kawasan pantai dari Desa Ujungwatu, Kecamatan Keling yang menyatakan bisa menerima PLTN. Namun sikap yang pro-PLTN itu, Rabu (8/8) mendapat respons dari Sali Siswoyo, tokoh masyarakat desa setempat.

“Mereka datang atas nama pribadi. Secara resmi, masyarakat desa kami belum menentukan sikap. Yang kami cermati, banyak sekali yang menolak dan ada juga yang masih diam. Namun sikap resmi desa akan segera dibahas di tingkat desa dalam waktu dekat,” ucapnya.

Setelah Pemuda Pancasila (PP) Cabang Jepara, suara kelompok yang menerima PLTN Muria kembali muncul. Itu disampaikan Jamaah Thoriqah Attijani yang sekretariatnya di Desa Kedungcino, Kecamatan Jepara.

Melalui koordinatornya Moh Farazi, jamaah tersebut menyatakan bisa menerima PLTN untuk mengatasi defisit energi listrik. Sebab, dianggap sebagai teknologi temuan yang bisa dikelola dengan baik jika sesuai dengan prosedur dan peruntukannya. Jamaah tersebut telah merilis sikapnya dan disampaikan ke Bupati Jepara Hendro Martojo serta pimpinan DPRD. (gpa/man)