Slamet Effendy Yusuf: Modernisasi Organisasi NU Mutlak Dilakukan
NU Online · Sabtu, 16 Januari 2010 | 08:04 WIB
Mantan ketua umum PP GP Ansor NU H Slamet Effendy Yusuf yang juga digadang sebagai salah seorang calon ketua umum PBNU menegaskan pentingnya NU dikelola dengan managemen organisasi modern. Jika tidak, potensi NU akan mandek dan stuktur organisasinya tidak bisa bersinergi satu sama lain.
”Modernisasi organisasi NU Mutlak dilakukan. NU pascamuktamar harus dikelola dengan prinsip managemen dan organiasasi yang modern,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (16/1).<>
Pembaharuan pengorganisasian organisasi NU, kata Slamet, sangat mendesak mengingat NU mempunyai struktur organisasi yang komplek, dari Syuriyah-Tanfidziyah hingga sejumlah lembaga, lajnah dan badan otonom di bawahnya.
”Tanpa pengelolaan yang bertumpu pada prinsip managemen dan organisasi modern, akan terlalu banyak potensi yang mandek, tidak bergerah dan tidak mampu membangun sinergi, sehingga tujuan organisasi tidak tercapai secara optimal,” katanya.
Ia menambahkan, secara kelembagaan Syuriyah-Tanfidziyah perlu menegaskan fungsi dan peran secara proporsional. Syuriyah harus dikembalikan fungsinya sebagai pengambil keputusan. Sementara tanfidziyah berfungsi sebagai pelaksana organisasi.
”Tanfidziyah sebagai pelaksana harus melakukan, mengimplementasikan dan menjalankan kebijakan organiassi yang telah ditentukan oleh syuriyah. Dengan demikian syuriyah dan tanfidziyah mempunyai hubungan fungsional yang saling memperkuat,” katanya.
Menurutnya, peran tanfidziyah yang terlalu dominan pada beberapa periode terakhir ini harus diakhiri dengan menguatkan kembali syuriyah. ”Namun ini bukan berarti melemahkan tanfidziyah,” katanya.
Dalam kesempatan itu Slamet mengingatkan, NU harus mempunyai prioritas program. Menurutnya, ada empat program yang perlu menjadi prioritas dalam lima tahun kedepan yakni peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan, pendayagunaan potensi ekonomi warga, serta program pengkaderan dan penguatan jaringan NU.
Menurut Slamet, Muktamar ke-32 NU yang akan digelar di Makassar Maret mendatang menjadi momentum terpentuing bagi organisasi NU ke depan. Karena itu muktamar harus dibawa pada pergulatan yang konseptual dalam rangka pembaharuan organisasi dan peningkatan kiprah NU bagi umat Islam dan bangsa Indonesia. (nam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Rekening Bank Tak Aktif 3 Bulan Terancam Diblokir, PPATK Klaim untuk Lindungi Masyarakat
6
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
Terkini
Lihat Semua