Warta

Tim PBNU Tinjau Potensi Bencana di Jakbar

Rabu, 4 Oktober 2006 | 10:29 WIB

Jakarta, NU Online
Upaya PBNU untuk mempersiapkan pesantren dan lingkungan sekitar dalam menghadapi bencana terus dikembangkan. Program ini dikemas dalam bentuk Tim Penanggulangan Bencana Berbasis Pesantren yang menjadi bagian dari Community Based Disaster Risk Management (CBDRM NU).

Setelah sebelumnya menyelenggarakan pertemuan di Magelang dan Jember, Tim CBDRM NU mengadakan diskusi di Ponpes Assidiqiyah untuk menggali potensi bencana banjir dan kebakaran yang rawan terjadi di daerah tersebut. Sebanyak 18 orang yang terdiri dari ustadz, santri, PCNU Jakbar, tokoh masyarakat, FKKUB (Forum Komunikasi Kerukunan Umat Beragama) serta perwakilan Kristen dan Katolik Jakbar.

<>

Diskusi dipimpin oleh Program Manager CBDRM NU Ir. Avianto Muhtadi MM dan perwkilan dari Pusat Mitigasi Bencana ITB Ir. Farah dan Ir. Nuning, MSc.

Dalam pertemuan tersebut, Pesantren Assidiqiyah beserta jaringannya meliputi ustadz, santri, alumni dan majelis taklim menyatakan siap untuk membantu menanggulangi bencana. Selanjutnya mereka akan dilatih ketrampilan dan pemahaman terhadap potensi bencana dan pengelolaan risiko bencana.

Pengasuh Ponpes Assidiqiyah KH Nur Iskandar SQ dalam acara pembukaan mengungkapkan bahwa selama ini banyak konsep penanggulangan bencana dengan segala teorinya. Namun pelaksanaannya di lapangan kurang tertata dan cenderung menunggu dana turun dan menunggu perintah atasan.

“Pesantren Assidiqiyah dengan 1000 santrinya siap untuk berpartisipasi dalam penanggulangan bencana,” tandasnya.

Sebelumnya, pada tanggal 3 oktober 2006, Tim CBDRM NU yang diwakili oleh Ulfah Masfufah, Sultonul Huda dan Abdul Jamil serta Pusat Mitigasi ITB diterima oleh Kepala Suku Dinas Trantib Linmas Kodya Jakbar Drs. H. Abidin Mustofa M.Si. yang sekaligus sekretaris Satlak Penaggulangan Bencana Jakarta Barat.

Dikatakan oleh Abidin bahwa potensi bencana di Jakarta Barat kebanyakan berupa bahaya banjir dan kebakaran rumah. Titik rawan banjir berada di Rawa Buaya dan Semanan. Upaya untuk mengantisipasi bencana telah dilakukan dengan memasang pompa-pompa air, membuat banjir kanal maupun mempersiapkan petugas dan sarana serta prasarananya sampai dengan melakukan tanggap darurat berupa posko pengungsi, dapur umum dan evakuasi.

Wilayah Jakarta Barat rawan banjir karena kondisi kali yang dangkal dan banyaknya masyarakat yang tinggal di DAS sampai dengan budaya masyarakat yang masih sering membuang sampah di saluran air sehingga membikin mampet. (mkf)