Warta

Todung Mulya Lubis: Munir Meninggal Tidak Wajar

NU Online  ·  Sabtu, 11 September 2004 | 19:12 WIB

Jakarta, NU Online
Jenazah Munir Sabtu sekitar pukul 16.30 tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dari Negeri Belanda dengan pesawat KLM nomor penerbangan 837. Ikut dalam penerbangan tersebut antara lain istrinya, Suciwati, saudara kandung almarhum dan rean-rekan almarhum dan Kontras.

Jenazah menurut rencana akan diterbangkan ke Malang menggunakan pesawat Merpati Boeing-200 yang bersatus penerbangan khusus. Menurut pihak Merpati, penerbangan charteran tersebut merupakan salah satu bentuk rasa empati perusahaan penerbangan nasional tersebut kepada almarhum pendekar HAM.

<>

Menurut Todung Mulya Lubis, seperti dilansir RCTI, penyebab meninggalnya Munir belum jelas, namun pihak kepolisian Belanda menyebut ada yang tidak wajar.

Tiba Di Malang

Jenazah almarhum Direktur Eksekutif Imparsial Munir yang yang didampingi Suciati (istri) dan Rasyid (kakak) maupun para kerabat dekatnya mendarat di Pangkalan TNI AU (Lanud) Abdurrahman Saleh, Malang, Sabtu malam sekitar pukul 21.05 WIB dengan menggunakan dua pesawat angkut berat militer jenis Hercules. Jenasah Munir setibanya di Malang langsung dijemput ratusan massa dari pihak keluarga maupun rekan-rekan dekat almarhum.

Rombongan yang mengiringi jenazah mantan Koordinator Kontras dari Jakarta itu diantaranya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Assidiqqi, Marsilam Simajuntak, Adnan Buyung Nasution, Todung Mulya Lubis, Bambang Widjoyanto serta para pengurus Kontras, Imparsial dan aktivis HAM lainnya.

Dari Lanud Abdurrahman Saleh jenazah almarhum alumnus Fakultas Hukum Unibraw 1990 itu diterima keluarga dan oleh para penjemput tidak langsung dibawa ke rumah duka di Jalan Diponegoro 169 Batu, tapi disemayamkan beberapa saat dan disalatkan di kampus Unibraw yang dipimpin oleh Rektor Unibraw Prof Dr Ir Bambang Guritno.

Semula pihak rektorat menginginkan peti jenazah diturunkan dari mobil dan disalatkan di lantai I gedung rektorat Unibraw, namun oleh pihak keluarga tidak disetujui yang akhirnya disepakati jenazah tetap berada didalam mobil dan tidak masuk gedung rektorat melainkan tetap di halaman gedung.

Setelah Rektor Bambang Guritno memberikan kata sambutan dan penghormatan terakhir kepada alumnusnya itu, jenazah langsung diberangkatkan ke rumah duka di Batu.

Sementara itu, suasana di rumah duka mulai pagi hingga jenazah tiba di rumah duka pukul 23.10 WIB terus dibanjiri oleh ratusan pentakziah dari berbagai kalangan bahkan jalur utama di Jalan Diponegoro ditutup total sampai prosesi pemakaman pada Minggu (12/9) selesai.

Menurut rencana prosesi pemakaman putra keenam dari tujuh bersaudara itu dimulai pukul 09.00 WIB, namun sebelum jenazah disalatkan di Masjid Attaqwa yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah duka warga yang mewakili pentakziah termasuk Wali Kota Batu Imam Kabul dan pihak kelaurga diberikan kesempatan untuk memberikan kata sambutan beberapa menit.

Usai disalatkan di Masjid Attaqwa, jenazah langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keluarahan Sisir dan dijadwalkan suami Presiden Megawati Soekarnoputri, Taufiq Kiemas; beserta calon wakil presiden (cawapres) KH Hasyim Muzadi akan menghadiri pemakaman Munir. Surat pemberitahuan rencana kehadirannya sudah diterima pihak keluarga.

Seperti diketahui, Munir meninggal dalam pesawat Selasa (7/9) lalu sekitar pukul 11.00 WIB ketika dalam perjalanan dari Indonesia menuju Amsterdam-Belanda untuk menempuh pendidikan sarjana strata 2 (S2). Munir menghembuskan nafs terakhir tiga jam sebelum mendarat di Amsterdam yang didahului dengan muntah-muntah. (atr/mi/cih)