Warta

Wafa Patria Ketua Umum IPPNU Baru

Rabu, 12 Juli 2006 | 23:51 WIB

Jakarta, NU Online
Kongres XIV Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Kamis (13/7), pukul 05.15, diakhiri dengan menyanyikan Mars IPPNU mengiringi ketukan palu peresmian Wafa Patria Ummah sebagai Ketua Umum IPPNU periode 2006-2009.

Wafa, kader asal Jombang, Jawa Timur, mengantongi 165 suara dari dari total suara wilayah dan cabang IPPNU seluruh Indonesia, mengalahkan Lia Suci Mulyawati dari Banten yang hanya memperoleh 100 suara.

<>"Kami menyerahkan cinderamata ini kepada ketua baru IPPNU dengan harapan semua yang telah dikatakan tentang kaderisasi dan konsolidasi di daerah-daerah tidak hanya janji yang muluk-muluk," kata salah seorang delegasi dari Papua usai peresmian sambil menyerahkan barang antik khas Papua.

Ketua umum terpilih selanjutnya melengkapi kepengurusan pusat IPPNU yang baru dengan didampingi oleh mantan ketua umum dan tujuh orang dari unsur pengurus wilayah berdasarkan waktu, yakni 2 untuk Indonesia bagian timur (WIT), 2 untuk Indonesia tengah (WITA) dan 3 untuk Indonesia barat (WIB).

Sebelumnya, di hadapan para peserta konggres dari 26 propinsi dan 240 cabang seluruh Indonesia, Wafa berjanji akan menjadikan kaderisasi sebagai program utama yang akan direalisasikan pada tahun pertama kepengurusannya.

"Nanti saya akan road show ke daerah-daerah untuk memantau perkembangan IPPNU di sana. Saat ini kita memang mengalami krisis kader," kata Wafa pada saat menyampaikan orasinya sebelum pemilihan.

Dikatakanya, saat ini bermunculan berbagai organisasi kepemudaan yang telah menunjukkan kiprahnya masing-masing dan hampir menggelamkan IPPNU dari dunia peran. Hal itu memicu IPPNU untuk semakin serius dalam menjalankan roda keorganisasiiannya. "Agar kita lebih percaya diri berhadapan dengan yang lain," kata Wafa.

Lia Suci Mulyawati, calon ketua umum yang lain, menyatakan, IPPNU perlu mengembalikan kepercayaan publik terhadap berbagai aktivitas organisi pelajar. Dikatakannya masyarakat saat ini tidak begitu antusias dan cenderung psimistik terhadap aktivitas berbagai organisai kepemudaan.

"Kita sekarang perlu realistis dan rasional, apa yang bisa kita lakukan, kita lakukan. Kita tidak hanya butuh wacana dan konsep," kata Lia berorasi sebelum pemilihan. (nam)