Daerah

Suluk Bumi Santri Ajang Budaya Transfer Pengetahuan

Senin, 22 Juli 2019 | 07:00 WIB

Suluk Bumi Santri Ajang Budaya Transfer Pengetahuan

Kegiatan budaya Lesbumi NU Kabupaten Pekalongan

Pekalongan, NU Online
Pengurus Cabang Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Sabtu (20/7) kembali menggelar acara budaya Suluk Bumi Santri yang ke 11 bertempat di Pendopo Kecamatan Siwalan di Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan.
 
Kegiatan kali ini mengambil tema silaturahim sebagai budaya transfer knowledge dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
 
Pilihan Kecamatan Siwalan sebagai tempat pertemuan, karena wilayah yang memiliki 13 desa terdapat ragam budaya yang bisa ditampilkan di antaranya shalawatan simtud duror, seni tari panen pari, pencak silat dari dua perguruan yaitu Perguruan Silat Nasional Ampuh Sehat Aman Damai (ASAD) dan Setia Hati Teratai juga pembacaan tembang mocopat dari Yayasan Laras Manunggal. 
 
Ketua PC Lesbumi NU Kabupaten Pekalongan Gus Eko Ahmadi mengajak kepada seluruh elemen masyarakat, pemerintah kecamatan, dan kepala desa yang hadir juga tokoh masyarakat dari Muhammadiyah, LDII, juga tokoh Agama Hindu, serta penggiat kesenian dan kebudayaan untuk terus bersama menjaga dan melestarikan budaya yang ada di Kecamatan Siwalan khususnya dan Nusantara pada umumnya. 

"Dengan Silaturahmi ini ada transfer pengetahuan (transfer knowledge), visi, dan misi bersama diharapkan budaya dan seni yang ada di kecamatan Siwalan  bisa terus eksis dan berkembang," harapnya.

Selain itu, masyarakat dengan kearifan lokalnya bisa memiliki dan memraktekkan prinsip Hubbul wathan minal iman melalui ekspresi seni dan budaya," pungkasnya.
Camat Siwalan Sugino mengatakan, dirinya sangat mendukung dan mengapresiasi pergerakan Lesbumi dan meminta kepada seluruh jajaran Pemerintah, TNI, Polisi, dan masyarakat untuk bersinergi menjaga dan melestarikan Budaya yang ada di Kecamatan Siwalan.
 
"Suluk Bumi Santri ini akan terus digelar dan menjadi agenda tahunan, maka tahun depan akan lebih meriah dan semarak demi cinta kita semua terhadap desa masing masing," ujarnya.
 
Ketua Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Siwalan, KH Fardani mengatakan, Suluk Bumi Santri adalah wujud khidmah NU kepada negeri dengan merangkul semua pihak dan kalangan agar bisa merasakan manfaat NU secara faktual khususnya ekspresi seni dan budaya.

"NU memiliki cara pandang yang universal dan gerakan dakwah ala Wali Songo yang dilanjutkan melalui gerakan Lesbumi ini," terangnya.
 
Dengan membawakan tembang rumekso ing wengi yang hampir jarang didengarkan lagi keberadaanya, menyajikan suatu suasana ketentraman tersendiri bagi para peserta Suluk Bumi Santri.
 
Hadir dalam acara Suluk Bumi Santri Camat Siwalan, Kapolsek, Danramil, Pengurus MWCNU, PCNU Kabupaten Pekalongan serta ratusan pengunjung dari warga NU, masyarakat, dan kalangan santri di Kabupaten Pekalongan. (Muiz)