Daerah

Terapkan Go Green, Pesantren Daarul Muttaqien Surabaya Lombakan Olah Barang Bekas

Senin, 16 Maret 2020 | 05:00 WIB

Terapkan Go Green, Pesantren Daarul Muttaqien Surabaya Lombakan Olah Barang Bekas

Para peserta lomba kreasi barang bekas berfoto bersama Kabid Pendidikan Pesantren Daarul Muttaqien Surabaya, HM Bashori, usai acara. (Foto: NU Online/Hanan)

Surabaya, NU Online
Dalam rangka menerapkan konsep Go Green, Yayasan Pesantren Terpadu Daarul Muttaqien (YPTDM) Surabaya, Jawa Timur mengadakan lomba olah barang bekas menjadi sesuatu yang bernilai lebih.

Kompetisi yang diikuti oleh wali santri, komite sekolah, dan jamaah pengajian di yayasan yang terletak di daerah Manukan Tama Surabaya ini berlangsung pada Sabtu (14/3) di aula pesantren yang diasuh oleh KH Achmad Shofwan.

Menurut Kepala Bidang Pendidikan YPTDM, H Muhammad Bashori, kegiatan yang merupakan sub acara dari Daarul Muttaqien Islamic Festival ini bertujuan agar memunculkan kreativitas para peserta dan mengajak mereka bisa memanfaatkan barang yang selama ini dianggap sebagai sampah menjadi sesuatu bernilai lebih.

“Lomba memanfaatkan barang-barang bekas ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Daarul Muttaqien Islamic Festival (DMIF) yang diselenggarakan rutin setiap tahun,” jelas pria yang menempuh pendidikan S1 di Kuwait University ini.

“Persyaratannya, menggunakan bahan-bahan dasar berupa plastik yang bisa didaur ulang. Kemudian dikerjakan di sini dengan meminimalisasi pembelian barang yang bersifat pemanis atau hiasan,” tambahnya.

Dikatakan, dirinya sangat mengapresiasi kreativitas para peserta yang mampu memanfaatkan barang-barang bekas sehingga bisa dimanfaatkan kembali. Ia menambahkan, ada peserta yang memanfaatkan botol-botol bekas untuk dijadikan sebagai satu set meja dan kursi anak.

“Ada yang membuat satu set meja dan kursi. Bahan yang digunakan adalah botol-botol bekas. Bahkan meja dan kursi ini masih kuat untuk diduduki orang dewasa dengan berat kira-kira 60-70 kilogram,” ungkapnya.

“Kemudian ada juga yang membuat miniatur masjid. Ini yang luar biasa adalah hampir keseluruhan bahannya memanfaatkan botol bekas berikut tutupnya. Yang beli cuma lampu dan kain flanel,” imbuh Bashori, sapaan akrabnya.

Ia kembali menegaskan, kreasi yang dibuat ibu-ibu tersebut merupakan wujud dari bagaimana pemanfaatan bahan-bahan yang bisa didaur ulang.

“Jadi, kreasi-kreasi inilah yang kita manfaatkan untuk membuat mereka para ibu yang pesertanya kita jaring dari wali murid, anggota komite sekolah, dan jamaah pengajian di sini untuk memanfaatkan bahan-bahan yang bisa didaur ulang,” tegasnya.

Alumnus University of Technology Sidney ini mengutarakan, perlombaan ini diadakan dalam rangka mewujudkan konsep Go Green yang selama ini banyak digaungkan di tengah masyarakat. 

“Kalau kita menerapkan konsep Go Green, ini adalah bentuk dari perwujudan itu. Jadi, meminimalisir sampah yang tidak bisa terurai yaitu plastik untuk diolah menjadi bahan yang lebih memiliki nilai,” pungkasnya.

Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Musthofa Asrori