
Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Maarif dalam Pelatihan dan Pembinaan Kader NU yang diselenggarakan oleh MWCNU Kramat jati di Pondok Pesantren Pasulukan Al-Masykuriyah, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Senin, (7/7/2025) malam. (Foto: NU Online/Zehid)
Jakarta Timur, NU Online Jakarta
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta KH Samsul Ma'arif menyebutkan bahwa pengurus tingkat Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dan Pengurus Ranting NU merupakan ujung tombak perjuangan Nahdlatul Ulama.
Pernyataan tersebut disampaikan pada acara Pelatihan dan Pembinaan Kader NU yang diselenggarakan oleh MWCNU Kramat Jati di Pondok Pesantren Pasulukan Al-Masykuriyah, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Senin, (7/7/2025) malam.
"Pengurus Ranting dan MWC itu yang paling berat. Kenapa paling berat? Karena ujung tombak. Kegiatannya lebih banyak mandiri, mencari sendiri," ucap Kiai Samsul.
Melihat beratnya tugas pengurus ranting dan MWCNU yang langsung bersentuhan dengan masyarakat akar rumput, Kiai Samsul berusaha meminimalkan kegiatan PWNU. Hal ini agar optimalisasi anggarannya dapat diberdayakan untuk menjalankan program pengurus tingkat ranting dan MWCNU.
"Kegiatan itu lebih diutamakan di tingkat MWCNU dan Ranting. Sehingga semua MWC yang jumlahnya 44 itu, dan ranting yang jumlahnya 267, itu semuanya insyaallah, kita dorong untuk melakukan kegiatan. Walaupun sedikit bantuan, ahamdulillah, ranting sudah mendapatkan. Sebagai stimulus kegiatan untuk tingkat ranting dan MWCNU," jelasnya.
Selengkapnya klik di sini.