Jateng

Kirab Tujuh Tumpeng Tandai Awal Maulid di Pranak Lau Kudus

Senin, 25 Agustus 2025 | 10:43 WIB

Kirab Tujuh Tumpeng Tandai Awal Maulid di Pranak Lau Kudus

Kirab Tujuh Tumpeng menandai datangnya bulan Maulid Nabi di Pranak Lau Kudus. (Foto: dok. NU Online Jateng)

Kudus, NU Online

Warga NU Dukuh Pranak, Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kudus, menggelar Kirab Tujuh Tumpeng untuk menandai datangnya bulan Rabiul Awal atau Maulid Nabi, Ahad (24/8/2025). Ratusan warga NU tumpah ruah memenuhi jalan utama desa, mengiring tumpeng dan gunungan menuju Punden Mbah Buyut Germi di Sendang Kamulyan.

 

Ketua panitia, Muhammad Wahyudi, menjelaskan kirab dimulai dari lapangan desa dengan rute mengelilingi beberapa titik yang dianggap sakral. Di antaranya Gawangan dan perempatan Asem Bergat, tempat warga berhenti sejenak untuk berdoa dan mengheningkan cipta.

 

“Tradisi ini dikenal dengan istilah nyikeri atau mageri. Maknanya, seluruh elemen masyarakat siap rukun, seguyup, dan bersatu menjaga keselamatan desa,” ujar dikutip dari NU Online Jateng.

 

Prosesi kemudian berlanjut menuju Punden Mbah Buyut Germi dan Sendang Kamulyan sebagai bentuk tabarruk, sowan leluhur, sekaligus menyucikan diri menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad saw. Selain itu, kirab juga dihubungkan dengan tradisi Haul Buyut Germi yang biasa diperingati Jumat Wage bulan Shafar.

 

“Kirab ini simbol persiapan lahir batin secara kolektif, tanda kecintaan masyarakat kepada Baginda Nabi Muhammad,” tambah Wahyudi.

 

Sebagai rangkaian acara, warga menggelar pengajian umum dan doa bersama pada malam harinya dengan menghadirkan KH Mahyan Ahmad dari Grobogan. Menurut Wahyudi, kegiatan ini rutin diselenggarakan tiap tahun secara bergilir oleh RT-RT se-Dukuh Pranak.

 

Kepala Desa Lau, H Rawuh Hadiyanto, menyambut positif tradisi Kirab Tujuh Tumpeng. Menurutnya, selain bernilai spiritual, kirab juga memperkuat kebersamaan warga, ulama, pemerintah desa, serta aparat TNI-Polri.

 

“Tradisi ini bukan sekadar budaya warisan, tetapi simbol kerukunan dan sinergi. Semoga semangat kebersamaan ini menjadi pijakan untuk memajukan Desa Lau,” ujarnya.

 

Rawuh menambahkan, tujuh tumpeng yang diarak juga bermakna tujuan ingkang mempeng, yakni cita-cita bersama untuk mewujudkan kemakmuran, keamanan, dan keadilan bagi seluruh warga, serta mendapat ridha Allah swt dan Rasulullah.