Nasional

Bung Karno Insipirasi Revolusi Iran

Jumat, 7 Februari 2020 | 10:00 WIB

Bung Karno Insipirasi Revolusi Iran

Zuhairi Misrawi saat menjadi narasumber pada Bincang Timur Tengah dengan tema Setelah 41 Tahun Revolusi Islam Iran, Iran Zaman Now di Aula The Wahid Foundation, Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, Kamis (6/2). (Foto: NU Online/Syakir NF)

Jakarta, NU Online
Iran menyita perhatian dunia pada awal tahun 2020 karena peristiwa besar, yakni terbunuhnya Jenderal Qassem Soleimani oleh Amerika Serikat di Irak. Peristiwa tersebut dinilai menjadi revolusi kedua Iran setelah tahun 1979. Pengamat Timur Tengah Zuhairi Misrawi menyampaikan bahwa revolusi tersebut di antaranya terinsipirasi dari Presiden Pertama Indonesia Sukarno.

Sejak revolusi tersebut, Iran terus tumbuh menjadi negara yang mampu bertahan di tengah sanksi embargo dari Barat. Hal itu, menurutnya, karena Iran mengamalkan trisakti Bung Karno. 

“Meskipun Iran mendapatkan sanksi embargo dari dunia Barat sejak 1979, tetapi negara ini mampu membangun kedaultan politik, kemandirian ekonomi, dan kepribadian dalam berkebudayaan. Iran mengamalkan ajaran Trisakti Bung Karno,” katanya saat Bincang Timur-Tengah dengan tema Setelah 41 Tahun Revolusi Islam Iran, Iran Zmana Now di Aula The Wahid Foundation, Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta, Kamis (6/2).

Zuhairi menyebut bahwa bangsa Indonesia baru bisa menghafal apa yang menjadi pemikiran Bung Karno tersebut, belum sampai mengamalkannya. Tetapi, Iran sudah melangkah lebih maju dengan mempraktikkan pemikiran Bapak Proklamator Indonesia itu. Tak ayal, lanjutnya, Indonesia begitu dihormati oleh Iran karena mereka belajar kepada Trisakti Bung Karno.

Di samping itu, hal lain dari Bung Karno yang berhasil menginspirasi Ayatullah Ruhullah Khomeini sebagai pemimpin besar Iran adalah ketidakberpihakannya pada pihak manapun, baik Barat maupun Timur. Hal tersebut, menurutnya, sejalan dengan gerakan Non-Blok yang diusung oleh Bung Karno.

“Revolusi yang meneguhkan pentingnya menjaga kedaulatan Iran dengan slogan la syarqiyah wa la gharbiyah. Ini Bung Karno. Bung Karno jadi inspirasi Khomeini,” kata alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu.

Hal itu juga, menurutnya, yang menjadikan Iran merupakan negara modern, yakni dengan menjalin persahabatan tanpa memandang siapapun. Bahkan, lanjutnya, tidak sekadar negara saja, tetapi juga dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari bangsanya. “Ciri revolusi Islam itu ya persahabatan,” katanya.

Api revolusi itu terus menyala hingga saat ini. Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi inspirasi bangsa Indonesia, menjaga spirit revolusi tetap berkobar. “Iran zaman now bisa dijadikan contoh bagaimana membangun negara yang kuat dan tidak tunduk pada imperialisme dan penjajajah Barat,” pungkasnya.

Kegiatan yang dimoderatori leh Youtuber Rikal Dikri Muthahhari ini juga dihadiri oleh Cendekiawan alumnus Iran Ammar Fauzi dan Konselor Kebudayaan Iran di Jakarta Merdad Rakhshandeh Yazdi.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad