Nasional

Ketum ISNU: Kami Dedikasikan ISNU untuk Negara

Jumat, 24 Agustus 2018 | 07:26 WIB

Jakarta, NU Online 
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) H Ali Masykur Musa mengatakan bahwa para intelektual yang tergabung di dalam ISNU memiliki semangat nasionalisme yang tinggi, yakni untuk mendedikasikan kemampuan intelektualnya untuk bangsa. Hal itu disampaikan di hadapan Presiden Republik Indonesia H Joko Widodo pada pembukaan Kongres II ISNU di Istana Negara, jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (24/8).

"Kami dedikasikan ISNU untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia agar lebih maju, bemartabat, dan berperadaban di bawah kepemimpinan Bapak Ir Joko Widodo yang akan kembali maju dalam Pemilihan Presiden 2019 berpasangan dengan Kiai Ma'ruf Amin," kata Ali saat menyampaikan sambutan. 

Menurut Ali, ISNU memiliki ratusan guru besar dan doktor dari berbagai latar belakang ilmu pengetahuan yang menjadi anggota dan aktif di bawah naungan organisasinya. 

"Terdapat lebih dari 350 Guru Besar dari berbagai ilmu pengetahuan yang menjadi anggota dan aktif di ISNU. Selain itu, ISNU juga memiliki lebih dari 900 Doktor dari berbagai ilmu pengetahuan, belum lagi para lulusan Magister dan Sarjana yang tak terbilang jumlahnya," ucap Ali. 

Kongres II ini diikuti oleh seluruh Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang se-Indonesia yang bertempat di Universitas Islam Nusantara, Bandung, Jawa Barat, dengan tema “Pembangunan Inklusif dan Islam Nusantara Menyongsong se-Abad Indonesia sebagai Negara Kesejahteraan Pancasila”.

Menurut Ali, gagasan ini merupakan penguatan faktor kembar yang menopang kokohnya NKRI, yaitu agama yang ramah dan bersahaja, serta pembangunan yang inklusif. 

"Keduanya adalah syarat mutlak terwujudnya Indonesia sebagai negara kesejahteraan Pancasila," ucapnya. 

Perlu diketahui, ISNU merupakan badan otonom NU yang dibentuk pada 2012. ISNU berfungsi melaksanakan kebijakan NU pada kelompok sarjana dan intelektual. Salah satu tujuan ISNU adalah mewadahi kegiatan para sarjana, ilmuwan, intelektual, dan professional NU dari berbagai disiplin ilmu. (Husni Sahal/Ahmad Rozali)


Terkait