Nasional

Klarifikasi Gus Muwafiq terkait Ceramahnya tentang Masa Kecil Nabi

Senin, 2 Desember 2019 | 08:58 WIB

Klarifikasi Gus Muwafiq terkait Ceramahnya tentang Masa Kecil Nabi

Gus Muwafiq saat berceramah di PBNU. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Penceramah KH Ahmad Muwafiq atau yang kerap disapa Gus Muwafiq tengah menjadi sorotan atas pernyataannya tentang masa kecil Nabi Muhammad, yakni terkait nur Muhammad dan rembes. Pernyataannya itu disebarkan oleh pihak tertentu dalam bentuk video berdurasi 49 detik. Gus Muwafiq pun mengklarifikasi melalui video yang berdurasi 2,35. 

Dai berambut gondrong itu mengaku sangat senang karena telah diingatkan oleh umat Islam. Ia menyatakan sangat mencintai Rasulullah. "Dengan senang hati saya banyak diingatkan oleh kaum Muslim dan warga bangsa Indonesia yang begitu cinta Rasulullah. Saya sangat mencintai Rasulullah. Siapa kaum Muslimin yang tidak ingin Rasulullah?" kata Gus Muwafiq, Senin (2/12).

Menurut Gus Muwafiq, isi ceramahnya yang disampaikan di Purwodadi, Jawa Tengah itu merespons tantangan-tantangan dari kaum milenial yang kerap menanyakan tentang nur Muhammad dan rembes. Rembes dimaknainya dengan ingus atau umbel.

"Saya yakin dengan seyakin-yakinnya nur Muhammad itu memancarkan sinar. Akan tetapi generasi sekarang banyak bertanya apakah sinarnya seperti sinar lampu, dan semakin dijawab semakin tidak ada juntrungnya," ucapnya.

"Kemudian terkait kata rembes, dalam bahasa Jawa itu umbel. Bahasa saya rembes itu umbel. Ini juga terkait dengan pertanyaan: apakah anak yang ikut kakeknya ini bersih, karena kakek saking cintanya sama cucu sampai cucunya apa-apa juga kadang boleh. Hal itu saja yang sebenarnya," imbuhnya.
 
Tonton video lengkap klarifikasi Gus Muwafiq di channel NU Online

Ia menyatakan bahwa pernyataannya itu tidak bermaksud menghina Nabi. Ia sejak kecil dididik untuk menghormatinya. Namun demikian, ia meminta maaf kepada umat Islam jika pernyataannya dianggap menyinggung.

"Untuk seluruh kaum Muslim seluruh Indonesia, apabila kalimat ini saya lancang, saya mohon maaf sebesar-besarnya. (Saya) Tidak ada maksud menghina, mungkin hanya inilah cara Allah menegur agar ada lebih adab terhadap Rasulullah dengan kalimat-kalimat yang sebenarnya sederhana, tapi beberapa orang menganggap ini kalimat cukup berat. Kepada seluruh kaum Muslimin, saya mohon maaf," pungkasnya.
 

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi