Nasional

Pemerintah Sebut Potensi Filantropi Indonesia Capai Lebih dari Rp600 Triliun

Senin, 4 Agustus 2025 | 13:00 WIB

Pemerintah Sebut Potensi Filantropi Indonesia Capai Lebih dari Rp600 Triliun

Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy saat pembukaan FIFEST 2025 (Tangkapan Layar YouTube Bappenas RI)

Jakarta, NU Online

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menyebut bahwa potensi gerakan filantropi Indonesia yang terintegrasi dengan ajaran agama, seperti zakat, infak, dan sedekah bisa mencapai lebih dari Rp600 triliun per tahun.


Hal ini disampaikannya dalam pembukaan FIFES 2025 Indonesia Philantrophy Festival seraya mendorong agar semangat kedermawanan nasional dihimpun dan dikonsolidasikan untuk mempercepat pencapaian pembangunan berkelanjutan.


"Potensinya lebih dari 600 triliun. Kalau ini bisa dimulai dan dilanjutkan oleh para filantropis yang berkumpul di sini, maka ini akan menjadi ladang amal kita ke depan," ujar Rachmat dalam Pembukaan Filantropi Festival 2025: Budaya dan Ekosistem Filantropi untuk Dampak yang Lebih Baik dikutip NU Online pada Senin (4/8/2025) melalui kanal Youtube Bappenas RI.


Ia menekankan bahwa pembangunan nasional tak bisa semata disandarkan pada pemerintah. Kesadaran kolektif masyarakat untuk saling mencintai dan membantu sesama adalah landasan penting bagi tumbuhnya keadilan dan keberlanjutan.


"Ketika masyarakat mulai berhimpun dan membangun kesadaran dengan semangat keswadayaan, inilah awal pembangunan nasional yang sesungguhnya," tegasnya.


“Budaya dan ekosistem filantropi harus diperkuat. Jangan hanya berharap dari negara. Rasa cinta kepada sesama filein antropos harus kita bangun sebagai pondasi,” tambahnya.


Dengan potensi kedermawanan masyarakat yang begitu besar, Indonesia dinilai memiliki modal sosial yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kemiskinan, kelaparan, hingga perubahan iklim global.


"Langkah nyata kita sudah terbukti. Sekarang tinggal kita teruskan, perluas, dan perkuat," terangnya.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengurus Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) Rizal Algamar turut menegaskan bahwa sektor filantropi di Indonesia kian progresif dan relevan dalam menjawab tantangan global maupun nasional.


"Berdasarkan studi kami, 89 persen lembaga filantropi telah menyelaraskan programnya dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), dan 70 persen masyarakat menilai bahwa program-program filantropi turut mendukung agenda pemerintah," jelas Rizal.


PFI juga menginisiasi sejumlah langkah strategis dalam FIFES 2025, termasuk peluncuran Piagam Budaya Filantropi, kolaborasi lintas kementerian dan organisasi zakat, serta komitmen terhadap net zero emission.


Acara ini akan berlangsung dari 4-8 Agustus dan diikuti lebih dari 3.500 peserta, dengan menghadirkan 150 pembicara dari dalam dan luar negeri.


PFI juga akan menyusun Indonesia Philanthropy Outlook Indonesia Emas 2045, sebagai peta jalan peran filantropi dalam mendukung visi besar Indonesia di usia kemerdekaannya yang ke-100.


"Kami merasa terhormat bisa berkolaborasi dengan Bappenas. Sinergi ini menjadi penting agar sektor filantropi menjadi bagian dari arsitektur perencanaan pembangunan nasional," ucap Rizal.