Warta

Diharapkan Jadi Pendukung Pelajaran Aswaja

Rabu, 20 September 2006 | 13:41 WIB

Surabaya, NU Online
Komik NU (Nahdlatul Ulama) edisi perdana yang mengisahkan sejarah dan perkembangan NU, Minggu (17/9) malam lalu, di-launching di halaman Museum NU, Jalan Gayungsari Timur 35, Surabaya. Komik yang berjudul ‘NU You Know? Cikal Bakal dan Kelahiran’ diharapkan bisa dijadikan materi pendukung pelajaran Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) di lingkungan pendidikan Ma’arif dan pondok pesantren. Termasuk juga menjadi bacaan bermanfaat bagi warga nahdliyin.

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pembina ‘Bedug Aswaja’, Moch Arif Junaidy SH menceritakan asal mula disusunnya Komik NU tersebut. Menurut Arif, pembuatan Komik NU itu berawal dari perenungan sekelompok anak muda NU yang mencari terobosan bagaimana memberi pemahaman tentang sosok NU secara ringan dan mudah dipahami.

<>

“Diluncurkannya Komik NU ini cukup penting, sebab banyak buku-buku tentang NU di pasaran yang bahasanya sulit dicerna masyarakat umum. Untuk itu, kami bekerja keras dan berfikir untuk membuat sebuah bacaan tentang NU yang digambarkan melalui media komik. Ini supaya mudah dipahami, baik dari kalangan muda maupun tua,” ujar Arif.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Ia menambahkan, komik hasil karya Media Komunikasi Nahdliyin yang tergabung dalam ‘Bedug Aswaja’ ini tidak seperti komik pada umumnya yang banyak menonjolkan khayalan. Komik NU justru membutuhkan data, referensi yang valid dan interview berbagai tokoh NU.

“Komik NU ini bukan sembarang komik. Sebab proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup panjang dan membutuhkan data, referensi yang valid. Bahkan untuk literaturnya saja banyaknya sa-gledekan. Selain itu, data juga diperkuat dengan interview dengan tokoh NU dan keturunan Hadratus Syekh KH Hasyim Asyari, yakni Pak Ud,” terangnya.

Selain itu, lanjut Arif, dalam proses pembuatan Komik NU itu, yang tersulit yakni proses penggambaran suasana pondok pesantren dan visualisasi Mekah sebelum tahun 1926.
“Tim pembuat komik rela duduk berjam-jam dan berhari-hari di beberapa Ponpes di Jombang. Ponpes Tebuireng, Tambak Beras, Denanyar, sehingga bisa menggambarkan suasana pada masa itu. Sedangkan untuk kondisi Makah didapatkan dari Habaib di Surabaya yang punya gambar Makah tahun 1900-an,” lanjut Arif yang juga anggota DPRD Jatim.

Dari proses tersebut, Arif menjelaskan bahwa Komik NU itu benar-benar bisa menggambarkan cikal bakal dan perkembangan NU pada masa 1926. “Komik ini merupakan bagian dari karya anak-anak muda NU yang ingin memperlihatkan pada warga nahdliyin supaya lebih mengenal sejarah NU dan sejarah perjuangan para ulama,” ujarnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Peluncuran Komik NU edisi perdana itu juga dimeriahkan musik gambus Asy syub ban. Hadir dalam launching tersebut, KH Mustofa Bisri, Budayawan Dr Zawawi Imron, Drs H Choirul Anam dalam kapasitasnya sebagai pendiri Museum NU, pengamat dan peneliti NU. Hadir juga Wakil Walikota Surabaya Arif Affandi, Sekdaprov Jatim, Soekarwo, jajaran pengurus NU Jatim dan cabang, banom-banom NU, serta tokoh-tokoh masyarakat Jatim. (dtm/rif)


Terkait