Warta

Ikhlas, Kunci Sukses Ramadhan

Jumat, 30 Juli 2010 | 06:45 WIB

Bogor, NU Online
"Ikhlas" atau ketulusan dalam melaksanakan berbagai perintah agama serta tabah dalam menjauhi semua yang dilarang merupakan kunci meraih sukses ibadah Ramadhan, kata Pengsauh Pondok Pesantren Lembah Arafah Bogor, KH Anwar Sanusi,.

Pesantren Lembah Arafah terletak di jantung wisata Puncak, tepatnya di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.<>

"Kalau kita mau meraih sukses menjalankan ibadah Ramadhan, kuncinya adalah ikhlas," kata Anwar Sanusi saat memberikan "tausiah" di hadapan dosen dan karyawan Institut Pertanian Bogor (IPB) di kampus IPB Darmaga Bogor baru-baru ini.

Agriantia atau perkumpulan isteri dosen dan karyawan (Dharma Wanita) IPB pada Selasa menggelar kegiatan "tarhib" yaitu penyambutan tibanya bulan Ramadhan. "Tarhib" Ramadhan tersebut diselenggarakan di gedung Andi Hakim Nasution kampus IPB Darmaga.

Acara yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan kekeluargaan tersebut, dihadiri ratusan peserta yang berasal dari lingkup rektorat, berbagai fakultas serta unit kerja di lingkungan IPB.

"Tarhib" Ramadhan merupakan acara tahunan yang selalu diselenggarakan IPB. Kali ini kegiatan tersebut diisi dengan pengajian bersama dan ramah tamah antar sesama anggota Agrianita IPB.

Pengajian bersama menghadirkan KH Anwar Sanusi yang didaulat memberikan "tasiah" alias ceramah agama. Selain tercatat sebagai pengasuh Pesantren Lembah Arafah Puncak, Anwar Sanusi juga merupakan penceramah yang kerap mengisi acara di berbagai televisi dan wajahnya sering mengisai layar kaca.

Anwar Sanusi mengemukakan, "Ikhlas merupakan kunci meraih sukses, tidak hanya Ramadhan, namun juga sukses dunia dan akhirat."

Dia lantas menyitir sebuah hadits Nabi, yang menyebutkan bahwa orang yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh, maka semua dosanya akan diampuni Allah SWT.

Menurut dia, ada tiga hal perkara yang menjadi syarat diampuni semua dosa yaitu keridhaan dan doa kedua orang tua, karena keridhaan Allah sangat bergantung pada keridhaan keduanya.

Selanjutnya, antar suami dan isteri harus saling memberikan maaf atas berbagai kesalahan yang pernah dilakukan. Terakhir, dengan tetangga atau kerabat harus akur.

"Bila tidak hari tigak bertegur sapa, bukan hanya akan berdosa, namun pengampunan terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan menjadi terhalang," demikian kata Anwar Sanusi. (ant/mad)


Terkait