Warta

NU Online-LTN Harus Bersinergi Promosikan Islam Moderat ala NU

Rabu, 8 Agustus 2007 | 08:16 WIB

Jakarta, NU Online
NU Online—Situs resmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Lajnah Ta’lif wan Nasyr NU harus bersinergi dan bekerja sama mempromosikan gagasan Islam moderat ala NU, Islam yang domestik Indonesia. Pasalnya, model Islam seperti itulah yang sedang dibutuhkan dunia Islam saat ini.

Demikian disampaikan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi saat menjadi pembicara utama pada Lokakarya “Membangun Habitus Teknologi Informasi di Kalangan Nahdliyin” yang diselenggarakan NU Online di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, Rabu (8/8)<>

Hasyim menjelaskan, kedua lembaga tersebut memiliki peran masing-masing yang sangat strategis. NU Online, katanya, bisa menjadi media komunikasi dan informasi bagi dunia tentang gagasan Islam moderat. Dalam hal ini, NU Online merupakan media yang sangat tepat di tengah kebutuhan masyarakat dunia akan informasi yang cepat dan akurat.

“Jadi, NU Online ini menjadi media yang bisa menginformasikan atau mempromosikan Islam moderat ala NU kepada dunia. Dan hal itu, saat ini sudah mulai ‘laku’ oleh dunia, sekalipun ada yang menerima, ada yang menolak,” terang Hasyim yang juga Presiden World Conference on Religions for Peace.

Kiprah NU dalam dunia internasional, terutama dalam upaya membantu penyelesaian konflik antar-sekte Islam di sejumlah negara, tambah Hasyim, pun dapat dipromosikan melalui situs yang pada 2004 lalu mendapat penghargaan dari Komputeraktif Award sebagai situs terbaik untuk kategori sosial-kemasyarakatan.

Sementara, lanjutnya, LTN-NU dapat memainkan peran dalam perumusan khazanah keilmuan dan pemikiran yang khas NU, terutama yang berorientasi pada wawasan kebangsaan. Fungsi tersebut, selama ini kurang dimanfaatkan dengan baik. Padahal, jauh sebelum Indonesia berdiri, NU telah memiliki tradisi keilmuan dan pemikiran sendiri yang khas.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, itu menambahkan, fungsi lain yang bisa diperankan NU Online dan LTN-NU adalah penulisan sejarah kiprah dan tradisi keilmuan NU selama ini. Hal itu penting agar NU dapat diketuhui oleh generasi mendatang.

“Agar history (sejarah) NU itu tidak menjadi his story (ceritanya). Perumusan dan penulisan sejarah itu untuk menjembatani kesenjangan antar-generasi,” terang mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim itu. (rif)


Terkait