Warta

NU Tak Perlu Negara Islam

Sabtu, 1 Maret 2008 | 08:55 WIB

Padang, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU), organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, tak memerlukan negara Islam untuk menerapkan syariat di negeri ini. Hal yang lebih utama adalah dakwah untuk mengembangkan nilai-nilai Islam dalam perilaku berbangsa dan bernegara.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah NU, KH Nuril Huda, di hadapan peserta Pelatihan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Berbasis Surau di gedung Bintang Sembilan, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (1/3). Demikian dilaporkan Kontributor NU Online di Padang, Bagindo Armaidi Tanjung.<>

Ia menjelaskan, sikap NU tersebut merupakan prinsip yang terkandung dalam Piagam Madinah pada zaman Rasulullah. Dalam piagam yang berisi 12 pasal tersebut, katanya, tidak ada satu pasal pun yang mengharuskan upaya pendirian negara Islam.

“Bagi NU, yang penting isinya: Islam. Bukan negara Islamnya. Karena itu, NU terus mendorong tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai Islam di Indonesia,” kata Kiai Nuril—begitu panggilan akrabnya—kepada peserta pelatihan yang digelar Pengurus Wilayah Lembaga Pendidikan Maarif NU Sumbar itu.

Kiai Nuril menambahkan, NU yang menganut paham Islam Ahlussunnah wal Jamaah, (Aswaja) selalu menghargai tradisi dan budaya lokal. Dengan demikian, nilai-nilai Islam-lah yang menjiwai pada setiap tradisi dan budaya tersebut. “Begitu pula di Ranah Minang, budaya basurau perlu dilestarikan,” katanya.

Pelatihan yang diikuti 100 peserta utusan pengurus cabang NU dan LP Ma’arif kabupaten dan kota se-Sumbar itu digelar hingga Ahad (2/3) besok. Ketua PW LP Ma’arif NU Sumbar, Ideal Alimuddin, acara itu diselenggarakan untuk mempertajam misi NU berbasis Aswaja di Ranah Minang.

Hadir pula pada acara itu, Rais Syuriah PWNU Sumbar H Amiruddin, Ketua Dewan Tanfidz DPW Partai Kebangkitan Bangsa Sumbar Azwandi Rahman, Sekretaris PWNU Sumbar Firdaus, Sekretaris Syatariyah Sumbar H M.Yasir. (rif)


Terkait