Warta

PBNU Berharap Mahasiswa Tak Hanya Belajar di Jurusan Agama

Senin, 1 Oktober 2007 | 15:03 WIB

Jakarta, NU Online
Para mahasiswa yang dikirimkan oleh PBNU ke Libya diharapkan tidak hanya mempelajari jurusan agama, tetapi juga jurusan pendidikan umum yang memiliki nilai tambah ketika kembali ke Indonesia.

“Banyak spesialisasi jurusan umum yang bagus di Libya, misalnya bidang perminyakan,” tutur Wakil Rais Aam PBNU KH Tolhah Hasan ketika memberi masukan kepada 5 orang calon mahasiswa yang akan berangkat 3 Syawal, di PBNU Senin (1/10).

<>

Dikalangan NU, mereka yang pergi ke Timur Tengah untuk belajar di sana masih memiliki persepsi bahwa disanalah pusat untuk belajar agama sementara untuk belajar ilmu umum di Eropa dan Amerika. Dari lima orang calon mahasiswa tersebut, hanya satu orang yang berminat untuk belajar ilmu umum sementara lainnya berminat belajar Qur'an, hadist, syariah dan lainnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Sebagai informasi tambahan, tak seperti di Indonesia yang langsung mengambil jurusan ketika mendaftar kuliah, di Libya, mereka masuk ke perguruan tinggi dahulu baru kemudian memilih jurusan yang diminatinya.

Beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Libya ini merupakan angkatan ke 4 dan setiap tahun diberangkatkan 5 orang mahasiswa untuk belajar di Jamiyyah ad Dakwah Tripoli. Dawan Sukardi dari Biro Kerjasama Beasiswa Timur Tengah menuturkan bahwa sebenarnya pemerintah memberikan jatah 10 orang dari PBNU, namun karena ada kendala teknis, akhirnya pengiriman tersebut belum bisa maksimal.

Sementara itu, bagi calon mahasiswa yang akan mengambil jurusan agama, Mantan Menag ini berharap agar mereka banyak belajar tentang fikih mazhab Maliki. “Di Afrika utara, rata-rata umat Islam mengikuti mazhab Maliki. NU yang selama ini mengakui empat mazhab masih fokus ke mazhab Syafii, karena itu perlu pengkayaan pemahaman mazhab,” katanya.

Dikatakannya kesempatan belajar ini tak boleh disia-siakan karena di negara-negara Timur Tengah itu, banyak sekali buku rujukan tentang berbagai masalah agama yang bisa dipelajari. “Disana buku-buku sangat murah dan banyak sekali. Mungkin kalau disini seperti orang jualan garment. Saya kalau ke luar negeri selalu cari oleh-olah buku yang tak bisa dibeli di Indonesia,” tandasnya.
 
Tak lupa, sebagai mahasiswa yang dikirimkan oleh PBNU, Kiai Tolhah meminta mereka untuk mematuhi aturan hukum dan menghormati budaya yang berlaku di sana. Untuk mengantisipasi shock culture, PBNU memberikan pembekalan tentang aspek budaya, kondisi negara, pendidikan dan ke-NU-an.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Lima orang yang lolos dari seleksi awal dan akan berangkat adalah Syahruwardi dari Jakarta, Muntaha dari PCNU Indramayu, Irvan Hilmi dari PCNU Kuningan, Moh Wasi’ Hilmi dari PCNU Pati, dan Fatimah Qurratul Aini dari Kudus. (mkf)


Terkait