Warta

RMI Fasilitasi Pendirian BMT di Pesantren An-Nahdlah

Sabtu, 11 Agustus 2007 | 03:50 WIB

Depok, NU Online
Menindaklanjuti hasil Rakernas Pengurus Pusat Aliansi Pesantren-pesantren se-Indonesia atau Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) beberapa bulan yang lalu di Jakarta, PP RMI memfasilitasi Pondok Pesantren An-Nahdlah Depok untuk mendirikan Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Dua alternatif yang diberikan PP RMI kepada Ponpes An-Nahdlah; yaitu mendirikan BMT secara independen, atau merupakan bagian dari BMT yang sudah kuat dan maju.

“Jika Al-Nahdlah ingin mendirikan BMT secara independen, maka kami akan menyediakan pelatihan, software, sekaligus pembinaan. Keuntungan pilihan ini tentunya menjadikan santri An-Nahdlah memahami secara matang praktik bisnis micro finance yang selama ini cuma ia baca dalam literatur fikih,” kata Ketua PP RMI KH Mahmud Ali Zain kepada NU Online di Depok, Sabtu (11/8).

<>

Lebih lanjut Kiai dari Sidogiri ini menjelaskan, jika An-Nahdlah memilih mendirikan BMT dengan cara bergabung dengan BMT yang sudah maju, maka An-Nahdlah akan dapat fasilitas pelatihan, tenaga profesional, software, pembinaan, dan jaminan untuk untuk sejak tahun pertama.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

“Pilihan kedua ini memang lebih enak, hanya saja lamban dalam proses alih pengetahuan,” kata kiai yang saat ini mengendalikan lebih dari 50 BMT di Jawa Timur.

Wakil Sekretaris PP RMI Sulthan Fatoni, yang didaulat untuk merealisasikan program ini menjelaskan bahwa pendirian BMT di pesantren-pesantren merupakan program unggulan PP RMI.

“Rencana Pendirian BMT di An-Nahdlah adalah aksi PP RMI mengembangkan potensi ekonomi pesantren. An-Nahdlah adalah percontohan, dan semoga tawaran menarik PP RMI ini juga direspons oleh pesantren lainnya di Indonesia.”

Sementara itu, Asrorun Niam Sholeh dari Pesantren An-Nahdlah mengatakan bahwa ketertarikannya terhadap bisnis BMT ini muncul setelah melihat perkembangan BMT di Sidogiri, Pasuruan.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

“Bisnis micro finance di BMT Sidogiri itu telah memberikan pembiayaan kepada ratusan ribu pedagang kecil. Bukan hanya itu, BMT juga mampu memberikan SHU di kisaran 20% pertahun.”

Mengenai dua alternatif yang  ditawarkan  PP RMI, Niam lebih cenderung mendirikan BMT dengan cara menggabungkan diri.

“Saya berprinsip, jika kita tidak perlu memulai dari nol, mengapa harus berangkat dari nol? Karena itu al-Nahdlah tidak malu minta berkah dari para santri Ponpes Sidogiri yang sudah berhasil berbisnis micro finance,” katanya.(nam)


Terkait