Semarang, NU Online
Perbankan syariah di Indonesia perlu memiliki sumber daya manusia (SDM) andal yang mampu mamahami prinsip-prinsip kesyariahan, kata Pemimpin Bank Indonesia (BI) Semarang, Amril Arief.
"Selama ini masih banyak SDM perbankan syariah berasal dari bank konvensional sehingga kondisi itu menyebabkan penerapan sistem bagi hasil (murabahah) agak ditinggalkan," katanya di Semarang, Kamis.
<>Menurut Amril, kondisi itu tercermin pada besarnya skim pembiayaan perbankan syariah yang cenderung bertumpu pada pembiayaan atas dasar jual beli sehingga predikat sebagai bank bagi hasil tidak berjalan optimal.
Penghitungan bagi hasil perbankan syariah, kata dia, memang lebih rumit dibandingkan sistem bunga sehingga sering terjadi penghitungan besaran bagi hasil disamaratakan dengan besaran bunga perbankan konvensional yang sedang berlaku.
"Semua perbankan syariah di Indonesia hingga sekarang memang belum banyak yang menerapkan prinsip syariah. Hal itu perlu menjadi pemicu perbankan syariah untuk memiliki SDM andal yang memahami prinsip syariah," katanya.
Ia mengatakan, pelatihan SDM perbankan syariah sudah saatnya ditingkatkan untuk mewujudkan sistem perbankan syariah yang benar. Apalagi BI sekarang ini memiliki program yang terus memacu pangsa pasar perbankan syariah menjadi 5 persen dari perbankan nasional pada tahun 2008.
Amril mengakui jaringan kantor pelayanan, keuangan, dan teknologi informasi perbankan syariah di Indonesia sampai sekarang masih relatif terbatas sehingga belum bisa berjalan optimal.
"Suku bunga tinggi dan struktur pendanaan perbankan syariah sampai sekarang masih terkonsentrasi pada deposito (59 persen) dan tabungan (28 persen) sehingga biaya dananya lebih mahal dibandingkan bank konvensional," katanya. (ant/kut)
Terpopuler
1
Tim TP2GP dan Kemensos Verifikasi Pengusulan Kiai Abbas sebagai Pahlawan Nasional
2
Atas Dorongan PBNU, Akan Digelar Jelajah Turots Nusantara
3
Rais Aam Sampaikan Bias Hak dan Batil Jadi Salah Satu Pertanda Kiamat
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Keutamaan & Amalan Istimewa di Hari Asyura – Puasa, Sedekah, dan Menyantuni Yatim
5
Jejak Mbah Ahmad Mutamakkin, Peletak Dasar Keilmuan, Pesantren, dan Pemberdayaan Masyarakat di Kajen
6
Pangkal Polemik ODOL Kegagalan Pemerintah Lakukan Tata Kelola Transportasi Logistik
Terkini
Lihat Semua