Daerah

Rangkaian Haul Pendiri Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta

Kamis, 30 Januari 2020 | 18:00 WIB

Rangkaian Haul Pendiri Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta

Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak Yogyakarta mengadakan serangkaian Haul Almaghfurlah KH M Moenawwir bin Abdullah Rosyad ke-81 (Foto: Imam Muzaki)

Yogyakarta, NU Online
Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak Yogyakarta mengadakan serangkaian Haul Almaghfurlah KH M Moenawwir bin Abdullah Rosyad ke-81, KH R Abdul Qodir Monawwir ke-61, para Masyayikh dan Dzurriyyah, dan juga Khataman Al-Qur’an ke-15. Agenda ini akan berlangsung Sabtu-Selasa, 1-4 Februari 2020. 
 
Peringatan haul merupakan tradisi rutin bagi masyarakat pesantren. Sebelumnya, rangkaian acara haul ini sudah dimulai dengan 81 majaleis muqoddaman Al-Qur’an yang diselenggarakan di 25 Kompleks Asrama Pondok Pesantren Al-Munawwir, Sabtu (25/1).
 
KH M Moenawwir (wafat 1942) merupakan putra kedua dari KH Abdullah Rosyad dan Nyai Hj Khodijah. Ia adalah penghapal Al-Qur’an yang dihormati sebagai salah satu perintis Pesantren Al-Qur’an dan Guru Besar Al-Qur’an Nusantara. 

Pendiri Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta (berdiri 1911) itu mempunyai kedekatan secara biologis maupun biografis (sebagai qadhi) dengan Keraton Ngayogyakarta. Sebagai seorang ulama pengasuh pesantren, beliau dikenal dekat dengan para santrinya. Tidak berhenti di situ, beliau juga dekat dengan beberapa pemimpin organisasi Islam, seperti KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan. 
 
Di bawah kepengasuhannya, ia banyak mendidik dan melahirkan figur-figur yang mashur sebagai ulama penghapal Al-Qur’an di Nusantara, di antaranya; KH Arwani Amin (Kudus), KH Muntaha Asy’ari (Wonosobo), KH Umar Abdul Mannan (Solo), KH Basyir (Yogyakarta), KH Umar Said (Cirebon), H Yusuf (P. Bawean), H Ghozali (Singapura) dan lain sebagainya.
 
Selain itu, pengembaraan dakwah Al-Qur’an KH M Moenawwir yang membawa visi besar 'Membumikan Al-Qur’an' bergerak secara perlahan dalam mengubah pandangan hidup masyarakat, dengan cara membuka majelis-majleis Al-Qur’an di beberapa daerah di Yogyakarta. 

Dalam rangkaian acara haul ke-81 ini akan diadakan pembacaan Qasidah Burdah yang diikuti oleh seluruh santri pada Sabtu (1/2)malam, bertempat di Halaman Pondok Pesantren Al-Munawwir. Acara dilanjutkan dengan kegiatan sema’an Al-Qur’an 81 khataman pada hari Senin (3/2) yang berpusat di Masjid Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. 

Kemudian, pada hari Selasa (4/2) pagi mulai pukul 09.00 WIB akan diadakan Temu Alumni  dan Sarasehan (IKAPPAM dan Himmah Al-Muna) yang bertempat di Aula AB Pondok Pesantren Al-Munawwir, dilanjutkan dengan Ziarah Kubur dan takhtim Al-Qur’an di maqbarah (makam) Dongkelan pada Selasa sore.

Acara Temu Alumni dan Sarasehan akan dihadiri oleh KH Bahaudin Nur Salim (Gus Baha) dan H Abdul Mustaqim (Guru Besar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga). Kedua tokoh besar tersebut akan membincangkan tema Pergulatan Tradisi Keilmuan Pesantren dan Tantangannya di Era 4.0. Tema ini dirasa perlu dikaji lebih serius, mengingat otoritas keagamaan pesantren yang mulai terusik ditambah dengan pergolakan pemikiran Islam di tengah disrupsi informasi yang kini mudah diselewengkan, dan bahkan dijadikan sebagai alat perpecahan. 

Puncak acara haul almaghfurlah KH M Moenawwir ini akan dihelat pada hari Selasa (4/2) pukul 18.30 WIB di Halaman Pondok Pesantren Al-Munawwir. Terdapat dua acara yang akan digelar. Pertama, Wisuda atau Khataman Al-Qur’an XV yang akan mewisuda 176 peserta yang terdiri dari 120 khatimin Juz Amma dan 56 khatimin dan khatimat 30 Juz bil hifdhi.
 
Kedua, Majlis Haul yang  rencananya akan dihadiri oleh Kepala Staf Kepresidenan Jendral TNI (Purn) Dr H Moeldoko, Menteri Agama RI Jendral TNI (Purn) H Fachrul Razi, dan Wakil Ketua DPR RI DR (HC) H Ahmad Muhaimin Iskandar. Adapun pembicara pada acara haul ini adalah KH Agoes Ali Masyhuri (Pengasuh Pondok Modern Bumi Sholawat Sidoarjo).
 
Sedianya acara puncak dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai unsur, baik keluarga, kiai pengasuh pondok pesantren, pengurus PBNU dan PWNU DIY, para pejabat pemerintahan, para alumni, santri, serta seluruh masyarakat Yogyakarta.
 
Editor: Kendi Setiawan