Diktis

Teks Dzikir Manaqib Kiai Muzakki

Jumat, 2 Agustus 2019 | 15:00 WIB

Penelitian yang dilakukan berkat dukungan bantuan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit PTKI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI tahun anggaran 2018
berjudul Geneologi Tasawuf Transformatif: Studi Multikasus di Majelis Maiyah Ainun Nadjib dan Majlis Dzikir Manaqib Syech Abdul Qodir Jailani Kyai Muzakki Syah juga menemukan, kegiatan berupa pembacaan dzikir dan penyampaian hikmah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam Jumat terutama malam Jumat Legi. Kegiatan ini kemudian dipopulerkan oleh KH Muzakki Syah melalui kegiatan Dzikir Manaqib.
 
Majelis Dzikir Manaqib Syech Abdul Qadir Jailani di bawah bimbingan KH Ahmad Muzakki Syah, adalah salah satu bentuk ibadah melalui majelis dzikir yang berusaha mengantarkan jamaahnya untuk mengenal, akrab, sampai menumbuhkan rasa cinta kepada Allah. Hasil penelitian yang dilakukan Sayyidah Syaikhotin dan Hasyim Asy’ari tersebut menyebutkan antusiasme masyarakat dengan adanya majelis zikir manaqib beliau begitu besar.
 
Adapun bacaan dzikirnya pada majelis ini yaitu, "Bilbarakah walkaramah syeikh Abdul Qadir waliyullah bi syafaat Nabi Muhammad biidznillah waridlallahi, ya Allah 3x…. innaka ‘ala kulli syaiin qadir…. Taqdi haajatina…. Alfatihah. 

Kiai Muzakki juga memberikan arahan kepada para jamaah, jika para jamaah ingin mendapat cinta Allah maka dia harus mengamalkan dzikiran, "Bil barakati, wal karamati Sulthonul Auliya’ Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, bi syafa’ati Nabiyyina Muhammadin Saw, bibidznillahi wa Ridlollah ya Allah, ya Allah innaka ‘ala kulli syay’in qadir." 

Artinya: Dengan sebab barakah dan karamah rajanya para wali Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, dengan sebab syafaat Nabi Muhammad Saw, dan dengan sebab izin dan ridha Allah yang Maha Menguasai segala sesuatu. Dzikir Ini merupakan kalimat langsung dari Syaikh Abdul Qadir al-Jailani yang konon datang langsung ketika Kiai Muzakki ber-tahannus atau bertapa di Gua Payuddan. 

Selain berdzikir penuh kekhusyukan, hal yang sangat perlu dilakukan oleh jamaah menurut Kiai Muzakki adalah menyinergikan antara nilai ketauhidan dengan rasa kemanusiaan. Selain harus bertawakkal kepada Allah, Kiai Muzakki mengarahkan para jamaah untuk mempunyai sikap kasih sayang kepada sesama ciptaan-Nya.
 
Karenanya, ada tiga nilai yang tidak pernah luput diajarkan oleh Kiai Muzakki, yakni nilai tauhid, nilai humanis, dan nilai cinta. Ketiganya dikenal sebagai 'Piramid Cinta'. Saling membentuk dan saling berkaitan.

Dzikir mampu membuat hati seorang hamba semakin kokoh dan condong kepada Allah. Namun, seorang hamba tersebut perlu untuk memurnikan niat dan tujuan mengingat-Nya dan mengenal Allah sebaik-baiknya. Dengan kedekatan itu muncullah nilai tauhid dalam aplikasi bertawakkal, bahwa segala urusan yang akan dan telah terjadi adalah milik-Nya. Fokus pada nilai tauhid ini harus dibarengi dengan nilai humanis, sebab ia harus menyadari tentang realitas kehidupan dunia di depan matanya. 

Setelah mampu menumbuhkan rasa humanisnya, seorang hamba juga harus menyertai nilai-nilai tersebut dengan nilai cinta. Cinta yang dimaksud adalah rasa tulus yang ditumbuhkan dalam hatinya. Seorang hamba harus meyakini bahwa apa yang ia lakukan semata sebagai wujud cinta kepada Allah, dan hanya mengharap balasan cinta dari-Nya. Tidak dari mana pun. 

Jika sudah tumbuh ketiga nilai itu, dan mampu menyelaraskan maka kehidupan seorang hamba akan terasa seimbang dan hari-harinya akan selalu diwarnai rasa cinta. Jika rasa cinta akan ketulusan ini sudah terbangun dengan ajeg maka akan sulit melihat apapun dengan pandangan kebencian. 
 
Karena dzikir yang sudah didawamkan menjaga kesucian relung batinnya, sehingga out put-nya pun juga demikian, penuh cinta dan ketulusan. Seorang hamba yang kehidupannya penuh cinta inilah yang kemudian mengantarkan seorang hamba tersebut dibalas cintanya oleh Allah Swt.
 
 
Penulis: Sufyan Syafii
Editor: Kendi Setiawan