A. Syamsul Arifin
Kontributor
Siang itu kabar duka menyelimuti warga Nahdlatul Ulama (NU) terutama Barisan Ansor Serbaguna (Banser), karena salah satu anggotanya, Suherman dikabarkan meninggal dunia.
"Din, saya diinstruksikan komandan, agar mengkoordinir sahabat-sahabat Banser tahlilan ke rumah duka nanti malam," kata anggota Banser, Irham kepada tamannya yang diajak ngobrol, Suhadin.
Suhadin yang dinilai sebagai Banser yang dikenal sangat agamis tak berpikir lama merespons informasi yang disampaikan Irham.
"Siap 86. Laksanakan," jawabnya tegas.
Irham pun menunjuk dirinya langsung untuk memimpin tahlil nanti malam. Penunjukan itu dilandaskan pada sosoknya yang kental dengan budaya-budaya NU, seperti tahlilan dan sebagainya. Ia pun tak jarang diundang tetangganya untuk memimpin tahlil.
"Nanti kamu ya yang langsung pimpinan tahlil," tunjuk Irham.
"Oke, siap, sudah biasa," kata Suhadin.
Malam telah tiba, setelah melaksanakan shalat isyak berjamaah di masjid, Irham langsung bersiap bergegas ke rumah duka.
Â
Ia kemudian menghubungi sejumlah anggota Banser lainnya melalui pesan singkat via WhatsApp agar juga bersiap berangkat menyambangi keluarga duka. Suhadin pun juga tak luput dari pesan singkat yang dibuatnya.
10 menit perjalanan, tibalah di kediaman duka. 10 anggota Banser itu langsung menyampaikan turut berbelasungkawa kepada sang istri, Aminah.Â
Setelahnya, mereka tahlilan tepatnya di ruang tamu. Suhadin langsung memimpin tahlil sekaligus dengan doanya.
15 menit berselang, tahlilan pun usai. Saatnya mereka menyantap hidangan yang sudah disediakan.
"Eh, kabar Banser akan dibubarkan kian santer di media sosial lho," kata Amir, salah satu Satkoryon Banser saat sedang mengelupas jeruk yang hendak ia makan.
"Ah, hanya orang-orang di kalangan kita sendiri yang bisa bubarkan Banser, bukan pihak lain Mir," ucap Suhadin.
"Tidak percaya? Ayo siap-siap pulang, tak bacakan shalawat dulu, Allhumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad," Suhadin membaca shalawat tanda acara tahlilan sudah rampung.
"Allahumma sholli wasalim wabarik 'alaih," jawabnya serentak. Para anggota Banser pun membubarkan diri. (Syamsul Arifin)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua