Ketika itu Gus Dur berceramah di malam peringatan Isro’ Mi’roj. Seperti para ustadz kebanyakan, ia memulai ceramah dengan kalimat pembuka. “Marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT.”<>
Lalu Gus Dur bertanya kepada para jamaah, “Ada yang tahu, kenapa kita perlu memanjatkan puji dan syukur?”
Jama’ah diam.
Kenapa? Kata Gus Dur, “Karena Puji dan Syukur tidak bisa memanjat sendiri.” (Anam)
Catatan Redaksi:
Mulai bulan September 2013, NU Online akan mendokumentasikan humor-humor Gus Dur di rubrik Humor, dua kali setiap pekan, Ahad dan Rabu. Akan dimuat berseri dengan sub titel HUMOR GUS DUR. Pembaca yang ingin berpartisipasi, silakan kirim ke [email protected]. Syaratnya: pernah diceritakan sendiri oleh Gus Dur atau cerita lucu tentang Gus Dur. Beberapa diantaranya mungkin sudah pernah ditulis, namun bisa ditulis ulang dengan bahasa yang lebih segar. Cerita humor biasanya menyimpan kritik. Namun mungkin yang terpenting dari humor adalah kelucuan.
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Pentingnya Kelola Keinginan dengan Ukur Kemampuan demi Kebahagiaan
Terkini
Lihat Semua