Ia diperintah Sultan (Raja) untuk mengubur jenazah bapaknya itu sebagaimana adat Syekh Maulana. Apa yang dilakukan Abu Nawas hampir tak ada bedanya dengan Qadi Maulana baik mengenai tatacara memandikan jenazah hingga mengkafani, menyalati, dan mendoakannya.
Maka Sultan bermaksud mengangkat Abu Nawas menjadi Qadi atau penghulu menggantikan kedudukan ayahnya. Namun, demi mendengar rencana sang Sultan, tiba-tiba Abu Nawas yang cerdas itu tiba-tiba berubah menjadi gila.
Setelah pemakaman bapaknya, Abu Nawas mengambil sepotong batang pisang dan diperlakukannya seperti kuda.
Ia menunggang kuda dari batang pisang itu sambil berlari-lari dari kuburan bapaknya menuju rumahnya. Orang yang melihat menjadi terheran-heran dibuatnya.
Pada hari yang lain ia mengajak anak-anak kecil dalam jumlah yang cukup banyak untuk pergi ke makam bapaknya. Dan di atas makam bapaknya itu ia mengajak anak-anak bermain rebana dan bersuka cita.
Kini semua orang semakin heran atas kelakuan Abu Nawas itu, mereka menganggap Abu Nawas sudah menjadi gila karena ditinggal mati oleh ayahnya. Padahal, perilaku tersebut hanyalah siasat Abu Nawas menolak menjadi Qadi. (Fathoni)
Terpopuler
1
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
2
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
3
Inilah Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
4
10 Muharram Waktu Terjadinya 7 Peristiwa Penting Para Nabi
5
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
6
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
Terkini
Lihat Semua