Internasional RAMADHAN DI LUAR NEGERI

BMI Hong Kong Shalat di Taman Victoria

Sabtu, 26 Mei 2018 | 23:00 WIB

BMI Hong Kong Shalat di Taman Victoria

Minimnya masjid di Hong Kong membuat BMI memanfaatkan tempat umum termasuk Taman Victoria untuk shalat

Oleh H Khumaini Rosadi


“Waju’ilatul ardlu masjidan.” Dan dijadikan untukku dan umatku, bumi sebagai masjid. (H.R. Bukhari Muslim).

Salah satu keistimewaan yang diberikan kepada umat Nabi Muhammad SAW adalah seluruh permukaan bumi yang suci bisa dijadikan masjid, boleh dipakai untuk tempat shalat. Dalam istilah ilmu sharaf, masjid berasal dari sajada (fi’il Madli atau kata kerja yang menunjukkan arti telah bersujud)–yasjudu fi’il mudlori’ atau kerja yang menunjukkan arti sedang bersujud) – sajdan (isim mashdar atau kata dasar yang menunjukkan arti perbuatan sujud). Masjid adalah isim makan atau kata yang menunjukkan arti tempat bersujud.

Masalahnya sekarang di Hong Kong jarang sekali ada masjid. Tercatat masjid Hong Kong hanya ada di Tsim Sa Tsui-Kowloon, Masjid Ammar di Wanchai, Masjid Stanley–Chai Wan di kawasan penjara kasus berat narapidana Hong Kong, dan Masjid Jamia di Central yang merupakan masjid tertua di Hong Kong yang dibangun tahun 1840.

Masjid-masjid tersebut, jika ditempuh dari Victoria Park, tempat Buruh Migran Indonesia (BMI) berkumpul, sangat jauh. Harus naik MTR (Mass Transit Railway)–kereta cepat bawah tanah, atau teng-teng diteruskan dengan bus. Sedangkan durasi perjalanan memberikan pengajian membutuhkan minimal tiga jam sampai enam jam. Tiga jam jika dekat dengan Causeway Bay. Enam jam jika letaknya di Yuen Long. Saya dan tim ditempatkan di kawasan Causeway Bay.

Victoria Park adalah tempat favorit berkumpulnya para BMI. Di sini, mereka bisa mengekspresikan diri, baik untuk mengisi hari libur, nongkrong-nongkrong sambil menggelar terpal, ber-selfie dan ber-video call dengan saudara di tanah air Indonesia. Jumat (25/5) siang cuacanya panas sekali. Sebelum shalat Jumat saya mendapatkan pesan WA untuk mengisi pengajian di Victoria Park. Permintaan dadakan. Tidak terdaftar pada jadwal sebelumnya.

Bu Neni, koordinator Dakwah Dompet Dhuafa memberi saya nomor kontak ketua pengajian, Bu Tina, BMI asal Klaten Jawa Tengah yang sudah dua tahun lebih bekerja menjaga nenek-nenek di Hongkong.

Pengajian digelar dimulai pukul 14.00 sampai pukul 17.00, diselingi dengan tanya jawab dan shalat ashar berjamaah. Berbeda dengan jamaah pengajian di tempat lain, shalat berjamaah ashar pun dilakukan di sini, di taman Victoria. Bukan di ruangan khusus. Bukan di ruangan tertutup. Shalat yang dilakukan di ruangan publik ini membuat banyak orang yang lalu lalang berkeliaran melihat pengajian dan shalat berjamaah yang tidak biasa ini.

(Baca: Kerja Keras BMI di Hong Kong Pertahankan Iman)
Victoria Park sendiri berada di seberang jembatan Library Hong Kong dan Halte bus Causeway Bay. Victoria Park tertata rapi dengan rimbunan pohon dan suara-suara burung merpati di sekelilingnya. Pantas saja menjadi serbuan para BMI untuk mencari tempat teduh sekalian mengadakan acara apa saja.

Semua aktivitas BMI di taman itu selalu dipantau oleh satpam. Jika ada yang sampai tertidur di taman ini, akan segera dibangunkan oleh penjaga tersebut. Ratusan bahkan ribuan BMI setiap akhir pekan berkunjung ke sini. Seperti apa yang disampaikan oleh Ana, BMI asal Indramayu yang sudah berpengalaman juga bekerja di Singapura.

BMI lebih memilih pengajian di tempat-tempat terbuka karena memang belum punya masjid sendiri, dalam hal ini yang disebut masjid Indonesia. Sementara ada masjid, mayoritas pengurus dan jamaahnya orang-orang Bangladesh. Itu pun letaknya sangat jauh. "Di sinilah kami sempatkan untuk berbuat kebaikan untuk mencari ilmu dan mengamalkan ajaran Islam," ungkap Ibu Tina, Ketua Pengajian di Victoria Park.

(Baca: Alasan Majikan di Hong Kong Khawatirkan BMI Berpuasa)
Begitulah usaha para BMI untuk mengisi Ramadhan. Meskipun di ruang terbuka, rasa malu di buang jauh-jauh. Tidak bosan-bosannya mereka mengajak teman-teman yang lain untuk ikut bergabung dalam pengajian ini. Lagi-lagi saya berdoa untuk mereka. Semoga mereka dikuatkan dan selalu diberikan kesabaran dalam menjaga dan mengamalkan ajaran Islam.

Penulis adalah Corps Dai Ambassador Dompet Dhuafa (Cordofa) anggota Tim Inti Dai Internasional dan Multimedia (TIDIM) LDNU yang ditugaskan ke Hong Kong.