Internasional

Hadir di Forum Internasional, Indonesia Tekankan Nilai Universal untuk Cegah Konflik Global

Sabtu, 15 April 2023 | 05:00 WIB

Hadir di Forum Internasional, Indonesia Tekankan Nilai Universal untuk Cegah Konflik Global

Waketum MUI, KH Marsudi Syuhud berbicara di Forum forum Global Peace Leadership Conference Indo-Pacific 2023 di New Delhi, India, Kamis (13/4/2023). (Foto: Irgi Nur Fadil)

Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud menyampaikan pidato perdamaian dalam forum Global Peace Leadership Conference Indo-Pacific 2023 di New Delhi, India.

 

Forum tersebut diselenggarakan 11-13 April 2023 dengan mengusung tema Vasudhaiva Kutumbakam: Visi untuk Memajukan Kesadaran Manusia dan Perdamaian.


Dalam pidatonya, Kiai Marsudi menyampaikan bahwa pada saat ini banyak sekali konflik-konflik yang terjadi di belahan dunia, mulai dari teror bahkan hingga peperangan. Banyak sekali pihak yang dirugikan dari konflik-konflik yang ada.


"Dalam konflik, kita kehilangan kemanusiaan kita, kasih sayang kita, rasa hormat kita, kita juga kehilangan rasa toleransi kita untuk manusia yang diciptakan oleh tuhan," ucap Kiai Marsudi, Kamis (13/4/23).


Konflik yang terjadi bukan hanya merugikan perekonomian, namun mirisnya, konflik yang terjadi saat ini banyak menjatuhkan korban jiwa. Menurutnya, konflik-konflik yang terjadi dapat segera terselesaikan dengan mengedepankan nilai-nilai universal yang terletak pada agama  dan juga nilai-nilai budaya.


Kiai Marsudi mengatakan, selama manusia masih hidup semua permasalahan akan tetap ada dan akan terus terjadi. 


"Saya berkeyakinan untuk menyelesaikan masalah yang sangat rumit ini. Salah satu solusinya adalah dengan mengedepankan nilai-nilai universal agama yang kita anut, serta nilai-nilai luhur budaya kita yang terus kita amalkan secara turun-temurun," imbuhnya.

 

Dia mencontohkan nilai-nilai pada vasudhaiva kutumbakam, visi untuk memajukan kesadaran manusia, dan perdamaian yang diyakini oleh masyarakat Hindu atau nilai-nilai luhur 'Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika' yang diyakini dan dipraktikkan oleh mayoritas umat Islam di Indonesia. 


Selain itu, nilai Bhineka Tunggal Ika harus memiliki kesamaan makna dan perbaikan serta pandangan hidup bersama yang berbeda agama dalam satu bangsa dan negara. Lebih lanjut, Kiai Marsudi menceritakan tentang kondisi negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam ras, suku, agama, bahkan hingga bahasa dan  tetap bisa bersatu di bawah Bhineka Tunggal Ika tersebut. 


"Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, kita dapat mempersatukan lebih dari 700 bahasa daerah menjadi satu bahasa, yaitu Bahasa Indonesia, menyatukan 1.340 suku bangsa menjadi satu bangsa, yaitu Bangsa Indonesia, mempersatukan pemeluk agama yang berbeda di Indonesia yang terdiri dari Muslim 86,70 persen, Kristen 10,72 persen (Protestan 7,60 persen, Katholik 3,12 persen), Hindu 1,74 peren, Budha 0,77 persen, Khonghucu 0,03 persen," beber Kiai Marsudi. 


Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan