Internasional

Kali Pertama Raja Salman Perintahkan Pergantian Kiswah Ka'bah pada 1 Muharram 

Rabu, 27 Juli 2022 | 19:38 WIB

Kali Pertama Raja Salman Perintahkan Pergantian Kiswah Ka'bah pada 1 Muharram 

Dirjen PHU Hilman berkunjung ke tempat pembuatan Kiswah Kabah (Foto: Humas Kemenag)

Makkah, NU Online

Pemerintah Arab Saudi untuk pertama kalinya akan mengganti kiswah atau kain penutup Ka’bah pada 1 Muharram 1444 atau bertepatan dengan 30 Juli 2022. Sebelumnya, kiswah diganti setiap tanggal 9 Dzulhijjah ketika jamaah haji sedang melakukan wukuf di Arafah.
 
“Ini kali pertama penggantian dilakukan pada 1 Muharram, atas perintah Raja Salman. Selanjutnya penggantian akan dilakukan pada setiap  1 Muharram,” kata Asisten Wakil Sekretaris Majma' Malik Abdul Aziz li Kiswatil Ka'bah Al-Musyarrafah Ir Faris Al Mathrafi, di Makkah, Rabu (27/7/2022).
  
Hal itu disampaikan Faris saat menerima kunjungan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief. Hadir juga, Mudir 'Aam atau Dirjen Majma' Malik Abdul Aziz li Kiswatil Ka'bah Al-Musyarrafah Faishal Al-Madany, serta Dirjen Kehumasan dan Media Ahmad Al-Suheiry. Ikut mendampingi Dirjen PHU, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam dan Kadaker Makkah M Khanif.
 
Kiswah diganti setiap tahun sekali dengan yang baru. Kiswah yang lama kemudian disimpan dan dipotong-potong sebagai hadiah kepada organisasi, tokoh atau ulama penting.
 
Penggantian kiswah merupakan tradisi yang sudah ada sebelum Islam dan disetujui oleh Rasulullah sebagai tradisi baik yang dapat terus dilanjutkan. Beliau pernah menghadiahi kain kiswah kepada Al Washail. Tradisi menutup kiswah diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin dan diteruskan oleh para penguasa Makkah sampai sekarang.
 
Kegiatan penting lainnya adalah pencucian Ka’bah yang akan dilakukan pada tanggal 15 Muharram. Dinding dan lantai Ka’bah dibersihkan dari berbagai kotoran. Pada proses kedua pencucian, airnya dicampur dengan minyak wangi. Para pejabat tinggi kerajaan dan tamu kehormatan akan hadir pada acara ini.

 

Biaya 100 Miliar
Pemerintah Arab Saudi memiliki tempat khusus untuk memproduksi kiswah yang disebut Majma' Malik Abdul Aziz li Kiswatil Ka'bah Al-Musyarrafah. Di dalamnya, tergabung sekitar 220 orang yang bekerja membuat kiswah.
 
"Di sini adalah produksi dengan bahan yang paling mahal di dunia. Setiap tahun biayanya sekitar 25juta Riyal Saudi," terangnya.
 
Jika dirupiahkan, maka harga biaya pembuatan kiswah mencapai 100 miliar. Beberapa bahan pokoknya adalah 760 kg sutra Italia, 120 kg emas, dan 100 kg perak. Dibutuhkan waktu sekitar 10 bulan untuk mengerjakan kiswah berukuran 6,3 X 3,3 meter ini. Kain sutra diimpor dari Italia sedangkan emas dan perak dari Jerman.
 
Dirjen Kehumasan dan Media Majma' Malik Abdul Aziz Ahmad Suheiry  menjelaskan bahwa Kiswah pernah dibuat di Mesir dan India, sebelum akhirnya diproduksi di Makkah Al-Mukarramah.
 
Dalam kesempatan ini, Dirjen PHU mendapat kesempatan untuk menyulam benang emas pada salah satu tulisan arab kiswah yang akan dipasang pada 1 Muharram 1444 H. Bagian yang disulam Hilman adalah tulisan Arab yang nantinya akan terpasang di dekat Hajar Aswad.
 
Sebelum menyulam, Dirjen PHU dan rombongan mendapat penjelasan dari salah satu penulis kaligrafi Majma' Malik Abdul Aziz, Syekh Mukhtar Alam terkait bagian kiswah yang menjadi penutup Kabah. Terdapat satu bagian kain kiswah buatan tahun 1991 yang dipajang di ruang tamu. Di dalamnya tertera tulisan beberapa ayat Al Quran dan Asmaul Husna, dalam bentuk yang berbeda-beda, ada yang kotak, panjang dan lainnya.
 
"Khat yang digunakan adalah tsulutsi. dengan besaran yang beda-beda, ada yang kecil dan besar," ujar Abdul Malik Aziz.
 
"Di bagian atas, ada tulisan Allahu Rabbi, Hasbiyallah, dan Allahu rabbi," sambungnya.
 
Pada bagian lain, tertera tulisan ayat Qad naraa taqalluba wajhika fis-samaa'. Sementara pada bagian pinggir, ada tulisan surat Al Fatihah. "Kiswah pintu Ka'bah yang tersimpan di Majma' Malik Abdul Aziz dibuat di Makkah, hadiah dari Malik Fahd bin Abdul Aziz pada tahun 1411 H," paparnya.
 
Apakah kutipan ayat yang tertera di kiswah bisa diganti dengan ayat lainnya? Faris Al-Mathrafy menjelaskan bawha kalau ingin mengganti ayat, harus persetujuan Raja. Selain itu, usulan penggantian juga harus dibahas di forum yang lebih tinggi untuk mendapat persetujuan. Namun, Faris mengaku selama ini belum pernah terjadi.
 
Sementara ketika ditanya kenapa yang digunakan adalah khat tsulutsi? Syekh Mukhtar menjelaskan bahwa tsulutsi adalah jenis khat (font) yang paling tua, sejak abad 3 H. Khat tsulutsi juga paling bagus dan rumit.
 
"Khat ini membantu para penulis untuk berkreasi lebih bebas, bisa menyesuaikan dengan tempat, bisa lebih besar atau kecil," jelasnya dalam Bahasa Arab yang diterjemahkan Nasrullah Jasam.
  

Pewarta: Achmad Mukafi Niam

Editor: Zunus Muhammad