Internasional HAJI 2014

Katakan Tidak pada Selfie Selama Berhaji

Selasa, 30 September 2014 | 11:02 WIB

Jakarta, NU Online
Mereka membuat video rekaman sendiri saat berjalan di sekitar Ka'bah, mencium hajar aswat, bertengger dekat dengan gunung Safa Marwa, atau berdiri di dekat kubah hijau masjid Nabi. 
<>
Demam selfie telah menjangkiti para peziarah di Dua Masjid Suci dalam beberapa hari terakhir, banyak yang kecewa dan jamaah lain menyebutnya sebagai ‘perilaku turis', seperti dilaporkan oleh arab news. 

"Di Madinah, aku melihat sebuah keluarga menghadap matahari, mengangkat tangan mereka seolah-olah mereka sedang berdoa. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan. Tapi kemudian aku melihat seseorang di depan mereka mengambil gambar mereka," kata Zahra Mohammad, 27, seorang guru Agama Islam di Riyadh. 

"Saya telah melihat peziarah di Masjidil Haram melakukan selfi dengan Ka'bah sebagai latar belakang dan kemudian diposting di Facebook, membuatnya menjadi acara media sosial dan merusak tindakan ibadah dengan 'rendah hati'," tambahnya. 

Dorongan untuk mendokumentasikan setiap gerakan mereka di masjid-masjid suci Makkah dan Madinah, dan berbagi momen berharga dengan teman dan keluarga di media sosial telah meningkatkan penggunaan ponsel mereka di masjid-masjid suci daripada yang seharusnya digunakan.

Banyak yang percaya perilaku tersebut dapat menjadi penangkal untuk mencapai kerendahan hati dan ketenangan saat melakukan ibadah, terutama selama perjalanan Haji yang diwajibkan sekali dalam seumur hidup. 

Ledakan tiba-tiba selfie dan pemotretan di masjid-masjid suci sebagian dapat disalahkan pada peningkatan penjualan dan penggunaan smartphone. 

Sampai beberapa tahun yang lalu, ponsel berkamera dilarang dibawa dalam masjid suci, meskipun beberapa peziarah berhasil menyelinapkannya. 

Namun, pihak berwenang tampaknya telah mengendorkan aturan ini karena tidak jarang melihat peziarah berpose dengan Ka'bah dan mengambil foto dengan senang hati, meskipun penjaga di pintu masuk masjid dilaporkan melarang orang membawa kamera profesional masuk. 

"Aku sedang sholat Jum’at di Masjidil Haram tapi beberapa orang terus datang di depan saya untuk merekam khotbah dengan kamera mereka. Apakah bisa khusu’ dalam situasi seperti ini," kata Ahmad, seorang expat yang berbasis di Jeddah melakukan haji tahun ini. 

"Jumlah orang yang pernah kulihat dengan kamera di dalam Haram mungkin ribuan selama umrah tahun lalu, dan begitu banyak orang memiliki ponsel kamera, itu adalah endemi yang tidak mudah dihentikan," tambahnya. 

Dia menunjukkan bahwa operator tur haji harus menginformasikan anggota kelompok mereka terhadap penggunaan kamera yang berlebihan agar tidak mengganggu diri sendiri dan orang lain dari tujuan utama untuk mencapai haji mabrur. (mukafi niam)