Ketika Masjid di Tiongkok Memajang Jargon Hubbul Wathan Minal Iman
NU Online Ā· Selasa, 23 Agustus 2022 | 22:00 WIB
Jakarta, NU Online
āHubbul wathon minal imanā (cinta tanah air atau nasionalisme bagian dari iman) merupakan salah satu jargon nasionalisme yang difatwakan oleh KH Hasyim Asyāari. Fatwa tersebut ampuh untuk menggerakkan dan membangkitkan sifat nasionalis pada seluruh elemen masyarakat, utamanya pada masa penjajahan.
Tak hanya di Indonesia, jargon āHubbul wathon minal imanā ternyata juga dipahami oleh masyarakat Muslim di Tiongkok. Hal ini disampaikan oleh Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok, Ahmad Syaifuddin Zuhri saat membagikan kisah menarik pengalaman berislam di sana.
āWaktu kami menemukan pertama kali (kaligrafi āHubbul wathon minal imanā), kami sempat kaget,ā ungkap Zuhri dalam tayangan āKisah Perjalanan NU di Chinaā, di kanal Youtube Indonesian Muslim Crisis Center, Senin (22/8/2022).
Zuhri mengisahkan, kaligrafi bertuliskan gagasan nasionalisme itu ia temukan di salah satu masjid di kota Nanchang pada tahun 2012.
āMasjidnya saat itu baru. Jadi, di sekitar itu ada masjid lama. Lingkungan di masjid lama itu mau dibangun MRT, gedung apapun dirobohkan, tetapi yang satu-satunya tidak dirobohkan itu hanya masjid kuno di situ,ā paparnya.
Selama proses perobohan bangunan di sekitar situ, lanjut dia, dibangunlah masjid baru di lokasi yang berbeda, lebih besar, lebih bagus, dan lebih luas. Masjid itu, sambungnya, belum dibuka dan digunakan selama ijin operasionalnya dikeluarkan.
Hingga pada saat masjid tersebut hendak diresmikan, Zuhri mengatakan bahwa ia turut menjadi saksi dari terpajangnya kaligrafi berisi fatwa tersebut.
āAlhamdulillah, kami saat itu menjadi salah satu saksi peresmian masjid. Mereka bahkan mengundang perwakilan dari agama-agama lain,ā ungkap Mahasiswa PhD Hubungan Internasional Central China Normal University (CCNU) itu.
āDari situ, di salah satu kaligrafinya kami melihat tulisan āHubbul wathan minal iman. Kaget sekali kita,ā tambahnya, antusias.
Dalam perjalannya, jargon itu ternyata tak hanya ditemukannya di masjid Nanchang. Beberapa masjid di kota pelajar Indonesia menimba ilmu, juga memajang kaligrafi berisikan jargon cinta tanah air itu.
āTeman-teman pelajar juga tersebar di beberapa kota lain. Di masjid kota lain itu juga banyak ditemukan kaligrafi āHubbul wathan minal imanā,ā katanya.
Kejadian tersebut, dilihatnya sebagai jembatan yang menghubungkan relasi nasionalisme dan Islam. Hal itu juga dianggap sebagai bukti kompatibilitas Islam dengan nasionalisme.
āIni adalah pintu masuk bagaimana pemerintah Cina kepada Islam di sana menghubungkan relasi nasionalisme dan Islam. Pintu masuknya lewat situ,ā pungkas Zuhri.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua