Internasional

Mohamad Habibi, Nakhoda Baru PCINU Korsel 2021-2023

Senin, 18 Oktober 2021 | 16:17 WIB

Mohamad Habibi, Nakhoda Baru PCINU Korsel 2021-2023

Ketua PCINU Korsel terpilih untuk periode 2021-2023, Mohamad Habibi mengumpulkan 25 suara melalui pemilihan langsung. Dua calon lainnya, Ali Nurahim mendapat 14 suara dan Imam Sibaweh 6 suara. (Foto: dok. PCINU Korsel)

Gumi, NU Online

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI NU) Korea Selatan sukses menggelar Konferensi Cabang Kelima di Gumi Convention Center, Kota Gumi, Gyengsangbuk, Korea Selatan, Ahad (17/10/2021).


Konferensi ini merupakan forum tertinggi para anggota, pengurus NU, dan badan otonom NU Korea Selatan untuk mengevaluasi dan meminta laporan pertanggungjawaban Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa NU Korea Selatan periode 2019-2021 Ali Nurahim. Peserta konferensi juga menyusun program kerja dan memilih Ketua Tanfidziyah dan Syuriyah NU Korea Selatan periode 2021-2023.


Peserta konferensi kali ini memilih Dewan Syuriyah NU Korea Selatan periode 2021-2023 melalui sistem Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa). Dewan Syuriyah yang terpilih adalah Syaikhoni Jazuli Al Hafidz, Syihabuddin, Imam Khudori, Ghufron, dan Budi Haryanto.


Adapun Ketua PCINU Korsel terpilih untuk periode 2021-2023, Mohamad Habibi mengumpulkan 25 suara melalui pemilihan langsung. Dua calon lainnya, Ali Nurahim mendapat 14 suara dan Imam Sibaweh 6 suara. Dalam tahap pencalonan ada banyak nama yang diusulkan oleh pengurus, badan otonom, dan peserta konferensi, tapi tiga nama itu yang ikut pemilihan pada tahap akhir. 


Mohamad Habibi, yang juga mahasiswa S2 di Kongju National University Chungcheongnam, mengatakan dia akan meneruskan dan memperkuat program-program kerja yang telah dilakukan oleh pengurus sebelumnya.


“Intinya NU adalah mengembangkan Islam ahlu sunnah wal jamaah. Itu yang akan kita perkuat di Korea dan mohon dukungan dari badan otonom, pengurus dan anggota NU di sini,” kata Habibi dalam pidato pertama setelah pemilihan lewat rilis yang diterima NU Online, Senin (18/10/2021)


Sementara itu, Ali Nurahim mengatakan bahwa sebagian besar program kerja yang menjadi keputusan Konferensi Cabang Keempat pada 2019 di bidang keagamaan, dakwah, sosial, budaya, ekonomi, pengkaderan, dan konsolidasi organisasi telah dilaksanakan dalam dua tahun terakhir. 


Dia mengatakan pandemi Covid-19 sejak awal 2020 telah mempengaruhi realisasi sejumlah program kerja yang telah direncanakan sebelumnya dalam Konferensi Keempat pada Oktober 2019. 


“Kami mengakui ada faktor pendukung dan penghambat termasuk faktor eksternal yang mempengaruhi pelaksaan program. Kami berupaya untuk beradaptasi dengan keadaan, sesuai dengan sumber daya yang kami miliki,” kata Ali di forum konferensi.


Beberapa program kerja seperti kajian rutin dan pengajian tetap dilaksanakan secara online. Aktivitas lainnya seperti konsolidasi organisasi juga dilaksanakan secara online selama pandemi.


Ali berharap kepengurusan NU Korea Selatan berikutnya bisa meneruskan program-program yang belum terlaksana. Setelah melalui proses tanya-jawab terkait laporan pertanggungjawaban, peserta konferensi secara aklamasi menerima laporan pertanggungjawaban Ketua Tanfidziyah periode 2019-2021.


Sidang konferensi yang dipimpin oleh Nurhasim, M. Muchlas, dan Bekti Setyawan menyatakan kepengurusan periode 2019-2021 demisioner dan sidang dilanjutkan untuk membahas program kerja dan pemilihan Syuriyah dan Tanfidziyah periode 2021-2023.   


Untuk program kerja, salah satunya yang akan diperkuat ke depan adalah meningkatkan kapasitas para pengurus badan otonom NU agar menunjang keberlanjutan organisasi. Sinergi program-program antarbadan otonom juga menjadi perhatian dalam forum konferensi.


Konferensi kali ini juga mengundang Ketua Pengurus Besar Nahlatul Ulama Robikin Emhas untuk memberikan sambutan pada acara pembukaan. Robikin mengingatkan kepada peserta tentang pentingnya bagi NU terus memperkuat pelaksanaan mandat NU untuk keagamaan dan kebangsaan. 


“Kita harus terus menyebarkan Islam yang moderat termasuk di Korea dan terus merawat kehidupan kebangsaan yang menghargai perbedaan dan menyebarkan perdamaian,” kata Robikin saat sambutan pada acara pembukaan secara daring. 


Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini, yang juga memberikan sambutan pada acara penutupan konferensi, berharap kepengurusan yang baru bisa memperkuat NU di Korea Selatan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.


“Saya senang NU Korea Selatan bisa tumbuh begitu cepat. Itu di luar dugaan saya,” kata Helmy yang disampaikan secara daring.


Konferensi kali ini dilakukan secara offline dengan membatasi jumlah peserta di ruang konferensi. Pengelola gedung hanya mengizinkan kehadiran sekitar 50 peserta yang telah vaksinasi Covid-19. 


Selama konferensi, semua peserta melaksanakan protokol kesehatan ketat seperti memakai masker, membersihkan tangan dengan hand sanitizer dan kursi antarpeserta jaraknya sekitar dua meter. Konferensi ini juga disiarkan melalui media sosial milik NU Korea Selatan dan sebagian peserta mengikuti konferensi secara daring.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Kendi Setiawan