Ketua PBNU: Karena Pandemi, Dunia Hadapi Era Ketidakpastian
NU Online · Jumat, 13 Agustus 2021 | 02:30 WIB
Syifa Arrahmah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Robikin Emhas, menyampaikan bahwasanya menurut para ahli, saat ini dunia tengah berada di era VUCA (Volatility/volatitas, Uncertainty/ketidakpastian, Complexity/kompleksitas, dan Ambiguity/keambiguan).
Robikin mengatakan, keadaan tersebut kerap digunakan untuk menggambarkan situasi saat menghadapi wabah pandemi Covid-19, di mana setiap individu dan organisasi dituntut mampu beradaptasi dengan berbagai kenormalan baru yang terjadi.
“Era VUCA ini tentunya ditandai dengan dunia yang berubah sangat cepat, bergejolak, tidak stabil, dan seringkali tidak terduga arahnya ke mana,” kata dia pada acara Istighotsah dan Doa Tolak Bala' dalam rangka Konferensi Cabang (Konfercab) Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang, Kamis (12/8) malam.
Dia menyebutkan, kemampuan adaptasi yang cepat, atau bahkan drastis, harus dimiliki tiap individu dan organisasi agar bisa terus mengikuti berbagai perubahan di era yang sangat dinamis ini. “Karena masa depan penuh ketidakpastian,” ujar Robikin.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, lanjut dia, dibutuhkan respons spesifik untuk menangkis tiap elemen di dalam VUCA secara definitif. Setiap orang maupun organisasi perlu merancang skillset (rangkaian kemampuan) yang dapat dimanfaatkan pada masing-masing kondisi yang terjadi, atau di setiap situasi yang muncul.
“Karena watak ambiguitasnya, maka bisa semakin membingungkan dan tidak jelas serta kadang-kadang sulit dipahami,” terang Ketua PBNU Bidang Hukum ini.
Menurut dia, dibanding era-era sebelumnya, tantangan di era VUCA yang abstrak ini sangat memerlukan kemampuan mapan untuk beradaptasi dalam menangani berbagai macam hal agar setiap individu dan organisasi bisa terus maju. Misalnya, menjawab volatilitas dengan menciptakan visi yang kuat, jelas, clear.
“Begitupun, ketidakpastian bisa dipecahkan dengan cara kita memahami apa yang sebetulnya terjadi,” tutur Stafsus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga ini.
Ditegaskan, era yang dipenuhi kompleksitas dan cenderung enigmatis ini pun, bisa dikendalikan melalui metodologi berpikir terbuka dan fleksibel yang diimbangi penguasaan teknologi mumpuni. Sehingga tiap individu mampu merespons setiap karakter unik yang muncul dari masing-masing situasi yang terjadi.
“Nah, karena (VUCA) ini adalah era kita sekarang, dan kita tidak memungkiri. Mau tidak mau kita harus mengakui bahwa itu konsekuensi dari apa yang sekarang terjadi, yakni era teknologi informasi 4.0,” tandas pria kelahiran Gresik Jawa Timur ini.
Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Mushtofa Asrori
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua