Internasional

Kisah Santri Al-Hikmah 2 Brebes Juarai Lomba Debat Bahasa Arab di Qatar

Selasa, 5 September 2023 | 22:00 WIB

Kisah Santri Al-Hikmah 2 Brebes Juarai Lomba Debat Bahasa Arab di Qatar

Tim debat Bahasa Arab dari Aliyah Al-Hikmah 2 Brebes, Jateng, di sela tampil di Doha, Qatar. (Foto: Dok MA Al-Hikmah 2)

Jakarta, NU Online 
Tim debat Madrasah Aliyah (MA) Al-Hikmah 2 Brebes, Jawa Tengah telah menorehkan prestasi membanggakan di tingkat internasional. Maju sebagai delegasi Indonesia, mereka baru-baru ini tampil gemilang di International School Debating Championship (ISDC) yang berlangsung di Education City, Doha, Qatar 2-4 September 2023.


Prestasi ini merupakan tonggak sejarah bagi MA Al-Hikmah 2 yang telah melalui proses panjang untuk mencapai tingkat kompetisi ini. Mereka berhasil melewati sejumlah tahapan seleksi yang ketat untuk akhirnya mendapatkan kesempatan berlaga ke Qatar.


Keikutsertaan mereka dalam kejuaraan tersebut adalah bukti komitmen dan dedikasi tinggi dalam berlatih dan mempersiapkan diri. Menurut guru pendamping tim debat, Sutanto, pihaknya telah melakukan persiapan secara intensif selama mengikuti rangkaian perlombaan, terhitung sejak April 2023.


Sebelum akhirnya maju ke Qatar, MA Al-Hikmah 2 harus bersaing dengan partisipan dari 40 negara lainnya dan keluar menjadi salah satu dari 16 negara terpilih yang berhak maju ke Qatar.


“Perjalanan sampai di titik ini sebenarnya sudah dimulai sejak April lalu. Di bulan tersebut, kami ikut seleksi nasional alhamdulillah lolos. Sebulan kemudian, kami mewakili Indonesia, dari 40 negara tersaring menjadi 16 negara dan alhamdulillah Indonesia yang diwakili oleh Malhikdua (MA Al-Hikmah 2) lolos juga,” jabar Sutanto kepada NU Online, Selasa (5/9/2023).


“Waktu seleksi tersebut, kami online via zoom. Nah, dari 16 negara tersebut kita masuk kategori non native bersama Malaysia, Kazakhstan, dan Singapura. Waktu itu, kita peringkat ke dua di bawah Malaysia,” sambungnya.


Ajang prestisius
Kompetisi International School Debating Championship (ISDC) di Qatar merupakan ajang prestisius yang diikuti belasan perwakilan dari seluruh dunia. ISDC 2023 adalah kompetisi debat Bahasa Arab bergengsi di kancah internasional inisiasi Qatar Debate yang merupakan bagian dari Qatar Foundation.


Pada semi final, tim debat yang terdiri dari empat siswa putra MAPK Al-Hikmah 2 yakni Ajid Maulana Izza (XII) asal Banyumas, Muhammad Alwannasif al-Ghifary (XI) asal Jambi, Faqih Muhajir al-Hamidy (XII) asal Purwakarta, Fauzul Mu’iz (XI) asal Pekalongan masuk pada kategori penutur Bahasa Asing/Arabic as Foreign Language (AFL) bersama Malaysia, Singapura, dan Kazakhstan.


Meski begitu, posisi kategori non-native tersebut tak lantas membuat tim debat Indonesia berada di posisi aman. Mereka masih berpotensi untuk dilawankan dengan tim dari negara native atau penutur asli. Benar saja, tim debat Indonesia diadukan dengan perwakilan Tunisia sebagai negara penutur asli.
 


“Sampai di Doha, di pertandingan pertama itu diundi dengan undian tidak dibedakan antara native dan non-native. Di pertandingan pertama, kita bertemu dengan Tunisia yang native dan tentu lebih fasih berbahasa Arab sehingga di pertandingan pertama kita kalah. Tapi, masih ada harapan karena ada 3 pertandingan, kalau pertandingan selanjut-selanjutnya menang, bisa masuk final,” paparnya.


Setelah bertemu Tunisia, di babak kedua dan ketiga Indonesia bertemu dengan Malaysia dan Singapura. Pada dua babak tersebut, tim Indonesia berhasil mengalahkan lawan dan maju ke babak final.


“Setelah Tunisia, kita bertemu Malaysia. Malaysia kemarin itu nomor pertama di babak sebelumnya. Kami berjuang sangat keras. Alhamdulillah nilai kita lebih unggul dari Malaysia dan berhak maju ke perempat final. Di perempat final kita masuk dan bertemu Singapura, itu kita bantai dan bisa mengalahkan negara tersebut. Akhirnya kita berhak maju ke final,” ungkap lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu.


Sutanto menutur, tim hanya diberikan 20 menit persiapan sebelum debat dimulai. Ajang tersebut tidak hanya menuntut tim untuk tanggap merespons mosi menggunakan bahasa Arab. Tetapi, juga mengharuskan mereka melakukan analisis yang jeli untuk menghasilkan argumen yang kuat.


Masuk final
Pada final, Indonesia kembali dipertemukan dengan perwakilan dari Singapura. Adapun mosi yang diangkat pada babak final adalah mengenai isu wajib bagi pemerintah untuk menutup informasi yang mungkin membahayakan kepercayaan pasar di waktu krisis ekonomi. Setelah melawan Singapura di babak final, Indonesia keluar sebagai runner up atau juara kedua kategori non-native di ajang ISDC 2023.


“Kami bertemu lagi dengan Singapura, karena mungkin nilainya lebih dari pertandingan yang lain yaitu Kazakhstan melawan Tunisia. Kazakhstan nilainya tidak sebagus Singapura, sehingga kita ketemu lagi dengan Singapura. Dan ternyata di final kita kalah dari Singapura,” ujarnya.


Torehan prestasi MA Al-Hikmah 2 dalam ajang debat bahasa Arab internasional di Qatar tidak hanya membanggakan sekolah semata. Tetapi, juga menjadi inspirasi bagi generasi muda. Khususnya dari kalangan santri untuk terus berusaha dan bermimpi besar. Mereka membuktikan bahwa dengan kerja keras, tekad, dan dedikasi, impian internasional dapat menjadi kenyataan.


“Kita bisa mengambil pelajaran dari pengalaman berharga ini. Terkadang, untuk melangkah lebih jauh kita harus mundur beberapa langkah. Sementara ini, kita juara dua, ke depan bisa juara satu lah,” tutur Sutanto.


“Harapannya, bisa menginspirasi teman-teman yang lain dan terutama santri. Karena kita berangkat dari santri. Ingin membuktikan bahwa tidak selamanya santri itu hanya sekadar sarungan dan penampilannya kurang meyakinkan, tetapi ini membuktikan bahwa santri bisa dan mampu,” imbuhnya.


Meskipun menduduki posisi kedua, pencapaian ini tetap menjadi kebanggaan bagi MA Al-Hikmah 2. Kepala MA Al-Hikmah 2 Sulkhi Aziz menyatakan prestasi ini menjadi batu loncatan untuk melangkah jauh lebih baik ke depannya. Selain itu, kegiatan tersebut juga dimaksudkan sebagai ajang silaturahim dengan perwakilan dari negara-negara partisipan.


“Debat Qatar itu sebagai wasilah untuk menjalin silaturahim kebangsaan secara global. Debat Qatar menjadi batu loncatan dari sebuah gagasan besar Malhikdua yang punya visi berkah mendunia. Berkah itu artinya kemampuan terbatas, kemampuan biasa, tetapi oleh Allah diberi keberuntungan seperti itu dan sifatnya global,” tuturnya.