Internasional

Konfercab Ke-10 Sepakati Roman Cahaya dan Rosyid Jazuli Pimpin PCINU UK 2024-2025 

Senin, 11 Desember 2023 | 18:00 WIB

Konfercab Ke-10 Sepakati Roman Cahaya dan Rosyid Jazuli Pimpin PCINU UK 2024-2025 

Foto bersama PCINU UK dalam Konfercab Ke-10 yang dilangsungkan di Aula KBRI London, Inggris Raya, Ahad (10/12/2023). (Foto: dok PCINU UK)

Jakarta, NU Online

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama United Kingdom (PCINU UK) menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) ke-10 di Aula Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, 30 Great Peter St London, Inggris Raya, pada Ahad (10/12/2023). 


Berdasarkan hasil musyawarah dari Konfercab PCINU UK itu, telah disepakati Roman Cahaya sebagai Rais Syuriyah dan Rosyid Jazuli sebagai Ketua Tanfidziyah PCINU UK masa khidmah 2024-2025.  


Ketua Panitia Konfercab X PCINU UK Abdul Syakir mengatakan, salah satu hasil rekomendasi konferensi tersebut adalah mendorong pemerintah Indonesia untuk terus berperan aktif dalam mengupayakan perdamaian di wilayah konflik, termasuk di Gaza, Palestina.


Ia amat menyayangkan bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan mengutuk aksi keji Israel yang secara membabi buta melancarkan serangan intens ke Gaza.


"Sudah saatnya ide-ide beragama yang damai dan bersumber dari Indonesia terus tampil di dunia global dan memberikan dampak," kata dia dalam keterangannya kepada NU Online, Senin (11/12/2023).


Menurutnya, konflik di Gaza adalah tantangan nyata bagi umat Muslim dalam mempertahankan nilai-nilai bahwa Islam adalah agama damai.


"Buktinya, kita telah berupaya terus mendorong adanya gencatan senjata, tapi sayangnya di-veto oleh Amerika," ujar Syakir.


Selain itu, PCINU UK mengampanyekan moderasi beragama di kalangan diaspora Indonesia di Negeri Raja Charles itu. Tugas dari berbagai elemen diaspora Indonesia, katanya, menggemakan, menguatkan dan mentransformasikan nilai-nilai moderasi beragama khususnya dari Indonesia untuk bisa diadopsi di level Internasional. 


Ketua PCINU UK 2022-2023 Shandy Adiguna menilai, kader-kader NU di luar negeri adalah sumber daya manusia (SDM) yang potensial untuk menyuarakan semangat Islam wasathiyah


Shandy yang telah lebih dari 10 tahun tinggal di UK itu menyatakan bahwa SDM NU bisa dan harus disiapkan untuk mendorong diplomasi moderasi beragama di konteks negara masing-masing, khususnya di Inggris Raya. 


"Diplomasi Islam wasathiyah ini menjadi tugas dan tanggung jawab kita diaspora, khususnya yang Muslim, wabil khusus yang NU, untuk menjalankannya," papar Shandy. 


Ia menekankan bahwa masyarakat Indonesia harus lebih optimis dan mengingatkan bahwa warna keislaman Indonesia punya dampak besar untuk dunia, khususnya dalam membawa perdamaian dan kemajuan. 


Acara yang didukung oleh Kementerian Agama RI dan KBRI London tersebut,  dihadiri puluhan kader Nahdliyyin se-Inggris Raya dari berbagai kota, meliputi London, Southampton, Warwick, Birmingham, Edinburgh, Oxford, Essex, dan Sheffield.


Kepala Balitbang Kemenag RI Prof Suyitno menekankan tentang pentingnya menjunjung tinggi nilai kesetaraan antara manusia, apapun latarnya. 


"Islam yang moderat yang kita yakini itu menjunjung kesetaraan sesama manusia meskipun berbeda agama. Ini sejalan dengan maqasid al-syariah. Dengan semangat ini, terpeliharalah agama, terpelihara jiwa, terpelihara akal, terpelihara keturunan, terpelihara harta," paparnya. 


Ia juga mengingatkan bahwa dengan mengimani dan mentransformasikan nilai-nilai moderasi beragama dalam berbagai sikap dan perilaku, semua isu-isu sosial dapat terjawab. Bukan hanya itu, masalah-masalah global yang pemantiknya adalah agama, juga mudah terpecahkan.


Dalam Konfercab PCINU UK juga dilakukan penandatanganan Deklarasi Moderasi Beragama oleh berbagai elemen diaspora seperti Perhimpunan Pelajar Indonesia di London, Paguyuban Merah Putih, dan berbagai tokoh senior diaspora Indonesia di UK dari berbagai agama.