Internasional RAMADHAN DI LUAR NEGERI

Membimbing Syahadat Muallaf di Macau

Rabu, 13 Juni 2018 | 12:00 WIB

Membimbing Syahadat Muallaf di Macau

Nursanti (tengah), BMI di Macau memilih menjadi muallaf.

Oleh: H Khumaini Rosadi

“Tidak ada paksaan dalam memilih agama.” Itulah ajaran Islam yang disebutkan dalam surat Al-Baqoroh: 256. Ayat ini terletak di bagian sebelah kiri bawah pada awal juz 3, baris ke-13 dari mushaf standar untuk hafalan Al-Qur'an, yang setiap halamannya terdiri dari 15 baris.
 
Ayat ini terletak setelah ayat kursi yang menjelaskan tentang kekuasaan Allah yang tiada bandingannya. Selanjutnya pada ayat ini Allah menjelaskan tentang iman yang kokoh yang tidak akan pernah putus karena betul-betul yakin dengan kekuasaan-Nya. Itulah agama yang meng-esakan Allah SWT, Islam.

Muallaf adalah sebutan bagi orang yang baru masuk Islam. Dalam Bahasa Arab maknanya adalah menyatukan, melunakkan, dan menjinakkan. Artinya orang yang baru masuk islam adalah orang yang perlu dibina iman Islamnya, diyakini hatinya, dibimbing ilmunya dengan pengetahuan keislaman.

Namanya Nursanti, seorang BMI asal Blitar Jawa Timur. Terlahir dari orangtua beragama Hindu. Bersuami dengan seorang Katolik. Anak-anaknya ada yang sudah Muslim, dan ada yang non-Muslim. 

Ternyata sudah lama Nursanti mempelajari Islam dari teman-teman BMI di Macau. "Kurang lebih sekitar lima tahun," ungkap Arofah yag diamini Bintan, penggerak Majelis Taklim Al-Irsyad. Arofah dan Bintan merupakan teman sharing dan bertanya tentang shalat, ngaji, dan sebagainya.

Di malam Ramadhan ke-26 (10/6), setelah pelaksanaan rangkaian tarawih selesanti, Nursanti dengan tulus ikhlas mengikrarkan dua kalimat syahadat di hadapan 15 orang jamaah tarawuh Al-Irsyad. Kepada saya yang kebetulan memimbingnya mengucap syahadat, Nursanti mengatakan bahwa suami dan anak-anaknya telah mengizinkan dan merelakannya untuk memeluk agama Islam.

Nursanti bercerita, sebenarnya semenjak siang sebelumnya, ketika ada pengajian gabungan majelis taklim Ramadhan Bersama (Rama) di Masjid Mouluyun, yang dihadiri oleh lebih dari 250 jamaah, Nursanti ingin mengikrarkan dua kalimat syahadatnya. Tetapi, karena waktu sangat mepet dengan pembagian takjil, maka syahadatnya itu baru bisa dilakukan malam harinya.

Saya kagum padanya, karena ternyata sudah lancar sekali Nursanti mengucapkan dua kalimat syahadat tersebut. Ia sudah belajar dari teman-temannya, Arofah dan Bintan. Jamaah yang menyaksikan pun senang dan mengucapkan selamat telah menjadi Muslimah. Mereka mengatakan siap akan menemani belajar dan membimbing tentang keislaman dari dasar.

Pembinaan muallaf ini sangat penting dilakukan karena imannya orang yang baru masuk Islam masih labil. Masih bisa berubah karena banyak faktor. Karena itu, alam golongan mustahik zakat, muallaf tergolong orang-orang yang berhak mendapatkan zakat tersebut untuk membiayai pendidikannya menuntut ilmu membina iman dan takwanya.

Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin. Agama yang mengajarkan kasih sayang kepada sesama manusia, bahkan kepada binatang, tumbuhan, dan lingkungan sekalipun. Tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam. Mempelajari, meneliti, dan mengamati ajaran Islam, pasti kita akan terkesan. Karena Islam juga agama perdamaian.

Penulis adalah Corps Dai Ambassador Dompet Dhuafa, Tim Inti Dai Internasional dan Multimedia Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (Tidim Jatman) yang ditugaskan ke Macau dan Hong Kong.