Internasional

Rambu-Rambu agar Jamaah Haji Indonesia Tak Tersesat di Terminal Menuju Masjidil Haram

NU Online  ·  Selasa, 13 Mei 2025 | 16:00 WIB

Rambu-Rambu agar Jamaah Haji Indonesia Tak Tersesat di Terminal Menuju Masjidil Haram

Ilustrasi: jamaah haji Indonesia Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) yang tinggal di daerah Misfalah, Makkah usai beribadah dari Masjidil Haram, Selasa (13/5/2025) dan menaiki bus jurusan Terminal Jiad. (Foto: NU Online/Patoni)

Makkah, NU Online

Seorang jamaah haji pria asal embarkasi Batam sempat tertinggal rombongan hingga kebingungan untuk pulang ke hotel. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kemudian membantu jamaah tersebut hingga sampai ke hotel tempatnya menginap.


Peristiwa itu terjadi di Terminal Syib Amir yang berada di dekat Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Senin (12/5/2025) sore setelah shalat Ashar. Jamaah haji lansia bernama Ahmad Fadil itu awalnya diantar dua jamaah dari embarkasi lain ke terminal.


"Mas, bapak ini bingung mau balik ke hotelnya, lupa nama hotelnya," ujar jamaah perempuan yang mengantarkan Ahmad.


Petugas haji kemudian menerima Ahmad dan langsung mengecek kartu Nusuk, identitas syarikah, hingga dokumen berupa kartu rute Bus Shalawat yang telah diberikan ke seluruh jamaah. Setelah dicek, diketahui jamaah itu harus naik bus rute nomor 8 untuk kembali ke hotelnya


"Saya sudah dari subuh di sini. Tadi mau nunggu sampai zuhur saja, terus ketinggalan. Saya lupa nama hotel jadi di masjid terus sampai tadi ketemu ibu sama bapak itu," ujar Ahmad.


Dia mengaku bingung harus ke mana sehingga hanya berdiam di masjid. Dia juga menunjukkan ponselnya yang telah kehabisan baterai sehingga tak bisa berkomunikasi dengan rombongannya.


Di terminal Syib Amir, Bus Shalawat menaikkan dan menurunkan jamaah haji RI di gate C yang ditandai dengan plang hijau dan gate D ditandai dengan plang ungu.


Dari gate C dan D, jamaah harus berjalan ke arah kanan untuk menuju Masjidil Haram. Jamaah yang hendak menggunakan jasa pendorong kursi roda juga dapat memulai penyewaan jasa pendorong kursi roda resmi sejak turun di gate C atau D.


Jika hendak pulang ke hotel, jamaah dapat naik bus dari gate yang sama. Jemaah harus mengingat nomor rute bus yang menuju halte terdekat dari hotelnya.


Nomor rute bus ditempel di bagian depan dan samping bus. Tampak angka dan nama terminal tertera jelas di badan bus.


"1 Syib Amir," demikian tulisan di salah satu bus.


Jamaah haji perlu memastikan untuk menaiki bus sesuai dengan rutenya yaitu dengan hanya menghafal 1 atau 2 angka saja. Misal, rute 1 kalau memang jamaah dengan rute 1 atau 2 huruf seperti 11 atau 12.


Kepala Bidang Transportasi Petugas PPIH, Mujib Roni mengatakan jamaah tak akan nyasar jika naik bus yang sesuai nomor rutenya. Dia mengatakan rute bus shalawat tidak saling bersinggungan.


"Tidak ada rute yang bertabrakan," ujar Mujib.


Dia menyebut jamaah juga telah diberikan kartu rute. Dia meminta jamaah menempelkan kartu tersebut di tas dokumen untuk memudahkan petugas membantu jamaah jika kebingungan naik bus.


"Jamaah tahu terminalnya apa. Misal Syib Amir, harus ingat-ingat baliknya ke sini lagi. Kalau bingung, nanti petugas akan nanya jemaah dari mana atau terminal apa. Nanti diarahkan," ucapnya.


Bus Shalawat sendiri melayani 27 rute di empat wilayah. Ada sekitar 93 halte yang tersebar di dekat 250 hotel yang ditempati jamaah. Halte Bus Shalawat biasanya terletak di depan hotel atau paling jauh sekitar 100 meter dari hotel jamaah.


Ada tiga terminal utama yang digunakan untuk mobilitas jamaah haji Indonesia di Makkah, yaitu Syib Amir untuk jamaah haji Indonesia yang tinggal di daerah Sisyah dan Rawdhah, Terminal Jiad untuk jamaah yang tinggal di daerah Misfalah, dan Terminal Jabal Ka'bah untuk jamaah yang tinggal di daerah Jarwal.