Internasional

Saat Penemuan Sains Berujung Penjara di China

Selasa, 31 Desember 2019 | 16:25 WIB

Saat Penemuan Sains Berujung Penjara di China

He Jiankui dan staf laboratoriumnya di Laboratorium Direct Genomics, Shenzhen, China (Agustus 2016). (Foto: Getty Images)

Beijing, NU Online
Seorang ilmuwan di China yang mengatakan bahwa dirinya menciptakan bayi hasil rekayasa genetika pertama di dunia divonis penjara tiga tahun. He Jiankui dinyatakan bersalah karena telah melanggar larangan pemerintah dengan melakukan eksperimen terhadap embrio manusia, dengan dalih memberikan perlindungan terhadap virus HIV.

Dikutip dari BBC, Jiankui dikecam dunia ketika ia mengumumkan eksperimennya dan kelahiran sepasang bayi kembar hasil eksperimen tersebut November lalu.

Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa bayi ketiga juga dilahirkan pada saat bersamaan. Pemerintah Provinsi Guangdong mengatakan pihaknya terus mengobservasi secara medis kondisi bayi-bayi tersebut. Selain hukuman kurungan, Jiankui juga didenda tiga juta yuan (Rp5,9 miliar).

Di samping Jiankui, pengadilan juga menjatuhkan hukuman kepada dua orang lainnya, yakni Zhang Renli dan Qin Jinzhou, yang dianggap berkomplot dengan Jiankui untuk melakukan eksperimen itu.

Majelis Hakim di Shenzhen mengatakan bahwa para pelaku beraksi "demi ketenaran dan keuntungan pribadi". Mereka juga dianggap telah benar-benar "mengacaukan tata tertib dunia medis", seperti dilaporkan kantor berita Xinhua.

"Mereka telah melampaui batas bawah etika dalam dunia penelitian ilmiah dan etika kedokteran," ungkap majelis.

Dampak

Konsekuensi penuh atas bayi hasil rekayasa genetika masih belum jelas, akan tetapi dampaknya dapat bersifat permanen.

Jika bayi-bayi itu tumbuh dewasa dan kelak memiliki keturunan, mofidikasi genetik apa pun yang mereka miliki dapat menurun ke generasi-generasi berikutnya. Hal itu kemungkinan dapat memulai terjadinya perubahan jangka panjang terhadap ras manusia.

Hal ini bahkan menjadi jauh lebih rumit dalam kasus eksperimen yang dilakukan Jiankui.

Awal bulan ini, ketika penelitian Jiankui yang sesungguhnya diterbitkan untuk pertama kalinya, para ilmuwan mengatakan bahwa hasil eksperimen itu tidak seperti apa yang dikatakan Jiankui.

Meskipun ia berhasil menarget gen yang benar, kata mereka, ia tidak benar-benar menciptakan mutasi yang tepat, yang berkaitan dengan daya tahan terhadap HIV.

Jiankui justru menciptakan rekayasa genetika yang belum pernah diketahui sebelumnya, dengan dampak yang hingga sekarang belum diketahui akan seperti apa.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon