Internasional

Saudi Periksa Ulama yang Sebut Kesucian Perempuan Ternoda Jika Bekerja di Toko

Selasa, 13 Agustus 2019 | 16:45 WIB

Saudi Periksa Ulama yang Sebut Kesucian Perempuan Ternoda Jika Bekerja di Toko

Bendera Arab Saudi. (getty images)

Riyadh, NU Online
 Otoritas Arab Saudi memeriksa seorang ulama yang mengatakan bahwa ‘kesucian dan kehormatan’ seorang perempuan Saudi bisa ternodai jika mereka bekerja di toko. Untuk itu, ulama tersebut mengatakan agar perempuan Saudi tidak bekerja di toko untuk menjaga ‘kehormatan dan kesuciannya.’

Ulama yang belum diketahui identitasnya itu menyampaikan pernyataan itu ketika menjadi khatib dalam khutbah Idul Adha di sebuah lokasi di Jeddah pada Ahad (11/08). Khutbah ulama tersebut terekam dalam bentuk audio dan menjadi viral di media sosial Saudi.

Menteri Urusan Agama Arab Saudi Abdullatif al-Sheikh mengkritik pernyataan ulama tersebut. Menurut al-Sheikh, isi khutbah ulama tersebut bertentangan dengan peraturan yang ada.

"Apa yang terjadi dalam khutbah Idul Adha di Jeddah bertentangan dengan peraturan dan instruksi," kata al-Sheikh, dilaporkan harian Okaz pada 11 Agustus, sebagaimana dikutip dari laman BBC.

Al-Sheikh menegaskan, perkataan ulama tersebut tidak bisa diterima. Baginya, isi khutbah itu  bukanlah cerminan pendapat Kementerian Urusan Agama Arab Saudi dan tidak mewakili pendapat ulama Saudi.

"Apa yang dikatakannya tidak mencerminkan sikap kementerian, dan tidak pula mewakili pandangan para ulama di kerajaan ini. Dan itu tidak dapat diterima," tegasnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kerajaan Saudi mencabut sejumlah larangan yang selama ini mengekang perempuan untuk berkiprah di ruang publik. Pada 2017 lalu, Putera Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) meluncurkan serangkaian reformasi di Arab Saudi, salah satu agendanya adalah meliberasi beberapa pembatasan pada perempuan. Sejak saat itu, sejumlah larangan yang menyasar perempuan dicabut seperti mengemudi kendaraan, menonton pertandingan olah raga di arena, menonton film di bioskop, dan lainnya.

Yang terbaru, perempuan tidak perlu lagi meminta izin kepada walinya jika ingin bepergian, menyusul rencana penghapusan sistem perwalian. Tidak lain, itu merupakan salah satu rencana yang dilakukan untuk menyukseskan Visi Saudi 2030. (Red: Muchlishon)