Internasional RAMADHAN DI LUAR NEGERI

Suhu Panas dan Panjangnya Waktu Puasa di Lebanon

Jumat, 25 Mei 2018 | 05:00 WIB

Beirut, NU Online

Melanjutkan program Ramadhan 2018, KBRI Beirut kembali menyelenggarakan  buka puasa dan tarawih bersama 23 rakaat dengan warga Nahdlatul Ulama (nahdliyin) di Lebanon. Undangan  mayoritas merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Kota Tripoli dan Akkar. 


M Nur Salim yang juga sebagai Pelaksana Fungsi Politik KBRI Beirut menyampaikan  pesan. “Di luar Ramadhan kita makan tiga kali sehari baru merasa kenyang, “ katanya, Rabu (24/5). Sedangkan di bulan Ramadhan, makan dua kali sehari atau bahkan sekali saja sudah cukup. 


“Itu artinya, apa?  Jangan-jangan kita memberi  makan hawa nafsu kita,“ jelas Ustadz Nur Salim. 


Kegiatan mingguan ini selain menjadi sarana silaturahim, juga menjadi ajang bagi mahasiswa untuk dapat mempraktikkan ilmu. Karena sebagian dari mereka bertugas menjadi imam, penceramah dan bilal pada kegiatan tarawih bersama. Hal ini merupakan bagian dari program pembinaan masyarakat KBRI Beirut.


Tentu, sebagai mahasiswa yang sedang merantau sangat senang dengan acara ini. Karena, selain menjaga silaturrahim yang sama-sama berada jauh dari keluarga di Indonesia, mereka ikut menikmati hidangan takjil khas Indonseia yang dihidangkan tim buka bersama KBRI Beirut.


Dubes RI untuk Lebanon, Achmad Chozin Chumaidy selalu mengingatkan bahwa dengan saling silaturrahmi, sesama warga Indonseia bisa mengingatkan dalam kebaikan. “Mahasiswa yang sedang belajar, nanti bisa termotivasi untuk menyelesaikan studinya lebih cepat di kampus,” jelasnya.  


Ramadan di Lebanon tahun ini bertepatan dengan akhir musim semi. Sehingga waktu puasa cukup panjang yakni sekitar 16 jam, dengan suhu berkisar 35' C. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat umat Muslim untuk menjalankan rukun Islam tersebut. (Rahmat I Siregar/Ibnu Nawawi)