Rob Tak Kunjung Tertangani, Ketua PCNU Demak: Butuh Langkah Konkret Pemerintah
NU Online · Selasa, 17 Juni 2025 | 09:00 WIB
Demak, NU Online Jateng
Ribuan warga Nahdliyin dari 14 kecamatan di Kabupaten Demak bersama masyarakat umum menggelar aksi kemanusiaan di tengah banjir rob yang merendam jalur Pantura Sayung, Ahad (15/6/2025). Aksi yang dimulai dari dua titik, yakni Gedung PCNU Demak dan exit tol Sayung itu diwarnai pawai panjang menyusuri jalanan yang tergenang air laut pasang hingga menambah macet jalan raya.
Meski jalanan licin dan becek karena sudah lama tergenang, warga tetap berjalan kaki dengan semangat, membawa spanduk, bendera, dan seruan moral menuntut pemerintah segera hadir secara nyata.
Aksi ini bukan hanya menjadi simbol kepedihan warga pesisir yang telah bertahun-tahun hidup berdampingan dengan rob, tetapi juga menjadi wujud protes atas lambannya respons pemerintah terhadap bencana ekologi ini.
Jalur Pantura, yang merupakan jalur utama nasional, telah lama rusak parah akibat rob, dan permukiman warga di Kecamatan Sayung sebagian besar terendam atau mengalami kerusakan berat.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Demak KH Muhammad Aminudin Mashudi, menyampaikan bahwa rob bukan sekadar genangan air, tetapi bencana berkepanjangan yang telah menghancurkan kenyamanan hidup masyarakat.
"Sudah banyak rumah dan fasilitas umum yang hanyut atau rusak berat. Kami sangat berharap Presiden Prabowo Subianto bisa melihat langsung kondisi di Sayung, karena masalah rob ini bukan cukup hanya dilaporkan, tapi perlu perhatian langsung dan langkah konkret dari pemerintah pusat," tegasnya.

Selengkapnya klik di sini.
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua