Jatim

Nahdlatut Turats Bedah Kitab Karya Ulama Nusantara yang Mendunia

Senin, 7 Februari 2022 | 08:26 WIB

Nahdlatut Turats Bedah Kitab Karya Ulama Nusantara yang Mendunia

Poster pameran dan bedah karya kitab klasik oleh Nahdlatut Turats. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)

Malang, NU Online Jatim

Perhatian kepada karya ulama Nusantara mendorong Nahdlatut Turats menyelenggarakan bedah kitab sekaligus pameran kutubutturats (kitab-kitab klasik). Bertajuk Kebangkitan Turats Nusantara dari Indonesia untuk Peradaban Dunia, acara tersebut akan digelar di Jakarta selama dua hari, Senin-Selasa (07-08/02/2022).

 

Ahmad Karomi, Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) LTNNU Jawa Timur, menjelaskan, salah satu kitab yang akan dibedah adalah karya tokoh besar ulama Indonesia yang diakui oleh dunia internasional, yaitu Syaikh Nawawi Banten. Dia mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia sebagai mahaguru ulama Islam yang mengajar di Masjidil Haram, Mekkah, pada abad ke-19 M.

 

"Beliau mendapatkan julukan Sayyid Ulama al-Hijaz (Penghulu Ulama Tanah Suci Dunia Islam) dan Gudwah al-Jawiyyin (Maha Guru Ulama Nusantara di Makkah)," kata Karomi saat dihubungi NU Online Jatim, Sabtu (05/02/2022).

 

Karomi menambahkan, karya-karya Syaikh Nawawi Banten berjumlah puluhan, yang diterbitkan di banyak kota-kota dunia Islam seperti Kairo, Mekkah, Beirut, Bombay, Singapura, Pulau Pinang, Pattani, juga di Indonesia. Sejumlah murid Syaikh Nawawi Banten juga tercatat sebagai tokoh penting dalam sejarah pergerakan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

 

Menurut Karomi, bedah buku dan pameran dilaksanakan dalam upaya mengkaji turats ulama Indonesia dan mentahqiq karya-karya mereka. Sesungguhnya, lanjut pengampu rubrik Keislaman NU Online Jatim itu, terdapat spirit historis akan perjalanan besar bangsa Indonesia dan kaitannya dengan sejarah.

 

"Ini adalah sebuah upaya untuk mendekatkan kembali bangsa Indonesia terhadap kesadaran akan identitas jati diri mereka dan kemegahan masa silam mereka," ujarnya.

 

Dia menjelaskan, pameran tersebut akan bekerja sama dengan para pencinta kitab kuno atau kitab turats yang dimiliki beberapa pondok pesantren. Seperti dari dzurriyah Syaikhona Cholil Bangkalan, Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari, dan Syaikh Mafhudz Termas. Dari perkumpulan-perkumpulan itulah semua merapatkan diri membentuk sebuah komunitas yang bernama Nahdlatul Turats.

 

"Mungkin di antaranya yang dilakukan Nahdlatut Turats saat ini, ya, mulai akhir tahun 2021 November, Desember di Lampung, yang terakhir saat pengukuhan PBNU di Balikpapan kemarin," ujar alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya itu.

 

Dikatakan Gus Karomi, sudah ada beberapa agenda beberapa bulan sekali ke pesantren-pesantren sepuh, seperti Pesantren Termas dan Pesantren Langitan sehingga nanti ulama Nusantara beserta  biografinya semakin dikenal oleh kalangan millenial.